kaltenglima.com- Kepemimpinan menjadi satu elemen penting dalam menghasilkan keunggulan organisasi dan pencapaian tujuan bersama.
Konsep kepemimpinan Huma Betang atau Servant-Leadership bisa menjadi konsep kepemimpinan alternatif.
Model kepemimpinan seperti ini dipaparkan seorang tokoh Dayak yang juga anggota DPD RI Agustin Teras Narang saat diskusi Leadership Lecture Series 2022 yang digelar oleh Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia (UKI) bekerja sama dengan Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia dan Kerja Sama, Rabu (2/3/2022).
“Saya berbagi soal konsep kepemimpinan humabetang sebagai bagian dari semangat servant-leadership atau kepemimpinan yang melayani. Saya menerjemahkan konsep Servant-Leadership dalam konteks lokal Kalteng dengan nama Kepemimpinan Humabetang, yang cirinya antara lain humanis, maju, berani jujur, dan tanggung jawab,” kata Teras Narang sebagaimana dikutip dari akun FB pribadinya,ATerasNarang
Ciri humanis berarti fokus pada pengembangan dan kesejahteraan sumber daya manusia dalam semangat kebersamaan. Ciri kedua yakni maju, berarti membawa orang lain dan lingkungan untuk berkolaborasi menuju kemajuan bagi seluruh pemangku kepentingan.
Ciri ketiga berani Jujur berarti memiliki keberanian dalam menjaga serta mengembangkan integritas dalam pekerjaaan. Sementara ciri keempat yakni tanggung jawab adalah sikap memiliki tanggung jawab terhadap peran yang diamahkan.
Ciri kepemimpinan huma betang ini terinspirasi dari 10 karakter servant-leadership yang diungkap oleh Larry Spears yang merupakan pemimpin Larry C. Spears Center for Servant-Leadership, Inc, sebuah lembaga yang fokus pada pengembangan konsep kepemimpinan yang melayani.
Dalam pandangan Larry, ciri kepemimpinan yang melayani antara lain: mendengarkan, berempati, memulihkan, membawa kesadaran, persuasif, konseptualisasi, visioner, penatalayanan, berkomitmen pada pengembangan orang lain, dan membangun komunitas.
Saya ingat nilai dan moto dari UKI yakni “melayani, bukan dilayani”. Ini yang menjadi bagian dari sikap tindak keluarga besar UKI. Itu menjadi pedoman bagi saya pula dalam menjalankan kepemimpinan.
Saya menjelaskan dalam pengalaman memimpin, semangat humabetang atau rumah besar adalah upaya yang didorong untuk menciptakan kebersamaan rakyat di Kalteng. Hal ini penting, agar lewat kebersamaan, upaya mengatasi beragam masalah daerah dapat diatasi.(**)
Semoga kepemimpinan yang melayani atau servant-leadership, menjadi bagian dari kepemimpinan tiap organisasi bangsa Indonesia. Sehingga dengan demikian, upaya perbaikan bangsa dapat tercapai lewat peran-peran kepemimpinan kita.(**)