Dampak Konflik Rusia-Ukraina LaNyalla Minta Pemerintah Siapkan Kebijakan

photo author
- Minggu, 6 Maret 2022 | 08:45 WIB
Ketua DPD RI saat berkunjung ke Banjarmasin Post, Kalimantan Selatan, 24 Mei 2021, yang lalu (Tim Kalteng Lima 06)
Ketua DPD RI saat berkunjung ke Banjarmasin Post, Kalimantan Selatan, 24 Mei 2021, yang lalu (Tim Kalteng Lima 06)

Kaltenglima.com – Hingga kini konflik Rusia Ukraina belum menunjukkan ada tanda-tanda akan berakhir. Perang diperkirakan akan melibatkan banyak negara yang tentu akan berefek global. Salah satunya bagi Indonesia.

Ketua Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, dalam siaran persnya pun mendorong pemerintah segera menghadirkan kebijakan sebagai antisipasi dampak perang Rusia Ukraina. Terutama di bidang ekonomi dan energi.

"Yang sudah pasti adalah berdampak pada ekonomi Indonesia. Pemulihan ekonomi akibat pandemi semakin sulit dicapai karena perekonomian global juga terganggu. Kondisi ini harus kita waspadai," ujar LaNyalla.

Ia menyebut konflik kedua negara pasti mempengaruhi kegiatan ekspor impor dari Indonesia. Karena Indonesia dengan Rusia maupun Ukraina mempunyai hubungan dagang yang baik.

Selain perdagangan, lanjut LaNyalla, dampak perang Rusia dan Ukraina bagi Indonesia adalah di bidang energi. Terkini harga minyak mentah dunia mulai melonjak yang memicu kenaikan harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP).

"Perang tentu mengganggu aktivitas perdagangan kedua negara. Pada akhirnya keadaan ini membuat konsumsi maupun investasi di Indonesia stagnan," ucap dia lagi.

Karena itu, imbuhnya, fakta ini harus diperhitungkan dengan penuh kehati-hatian dan kecermatan oleh pemerintah. Kenaikan harga minyak pasti merembet pada harga sumber energi lain seperti listrik dan elpiji. Selanjutnya pasti berantai dengan naiknya harga sejumlah komponen dalam negeri. Belum lagi, kenaikan harga minyak  berdampak pada sektor lainnya khususnya transportasi dan industri.

"Artinya Indonesia harus mengkalkulasi ulang strategi, kebijakan maupun program pemulihan ekonomi menyikapi eskalasi konflik tersebut. Kita harus memitigasi secara komprehensif sehingga menghasilkan antisipasi yang tepat untuk meminimalisir dampak," ujarnya.

Sebelumnya LaNyalla telah meminta pemerintah Indonesia untuk melakukan diplomasi tingkat dunia dalam rangka penyelesaian perang Rusia dan Ukraina. Apalagi posisi Indonesia sangat strategis sebagai Presidensi G20. Ia berharap pemerintah Indonesia dan negara lainnya mampu menekankan kepada pihak yang berkonflik agar tidak menambah persoalan global di tengah pandemi Covid-19.

Terlebih sebagai negara yang cinta perdamaian dan komitmen menjalankan amanat Pembukaan UUD 1945, Indonesia perlu melakukan langkah konkret untuk mencegah meluasnya konflik militer Rusia dan Ukraina. Selain itu, perang juga bakal berdampak pada mobilitas manusia di Ukraina dan sekitarnya.

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Deni Hariadi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Bupati Bekasi Jadi Tersangka KPK Punya Harta Rp 79,1 M

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:10 WIB

KLH Angkut 116 Ton Sampah di Pasar Cimanggis Tangsel

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:50 WIB
X