Baca Juga: Asus Zenfone 10 Resmi Meluncur di Indonesia, HP Mungil dengan Kinerja Tinggi
Pasukan Cakrabirawa bergerak dari lapangan udara menuju Jakarta daerah selatan. Tujuh jenderal tersebut adalah Ahmad Yani, MT Haryono, D.I Panjaitan yang langsung dibunuh di rumah masing-masing, sementara Soeprapto, S.Parman dan Sutoyo ditangkap hidup-hidup kemudian disiksa dan dibunuh oleh PKI. Jenazah para korban lalu dimasukkan ke dalam sumur tua di daerah Lubang Buaya.
Jam 7 pagi, Radio Republik Indonesia (RRI) menyiarkan sebuah pesan yang berasal dari Untung Syamsuri, Komandan Cakrabiwa bahwa G30S/PKI telah berhasil diambil alih di beberapa lokasi strategis Jakarta beserta anggota militer lainnya. Mereka bersikeras bahwa gerakan tersebut sebenarnya didukung oleh CIA yang bertujuan untuk melengserkan Soekarno dari posisinya.
Operasi penumpasan G30S/PKI dimulai sejak tanggal 1 Oktober 1965 sore hari. Gedung RRI pusat dan Kantor Pusat Telekomunikasi dapat direbut kembali tanpa pertumpahan darah oleh satuan RPKAD di bawah pimpinan Kolonel Sarwo Edhi Wibowo, pasukan Para Kujang/328 Siliwangi, dan dibantu pasukan kavaleri. Setelah diketahui bahwa basis G30S/PKI berada di sekitar Halim Perdana Kusuma, sasaran diarahkan ke sana.
Baca Juga: Selebgram Safa Marwah Diduga di Aniaya Mantan Pacar Usai Tagih Utang Puluhan Juta
Pada tanggal 2 Oktober, Halim Perdana Kusuma diserang oleh satuan RPKAD di bawah komando Kolonel Sarwo Edhi Wibowo atas perintah Mayjen Soeharto. Pada pukul 12.00 siang, seluruh tempat itu telah berhasil dikuasai oleh TNI-AD.
Pada hari Minggu tanggal 3 Oktober 1965, pasukan RPKAD yang dipimpin oleh Mayor C.I Santoso berhasil menguasai daerah Lubang Buaya. Setelah usaha pencarian, perwira TNI-AD dipergiat dan atas petunjuk Kopral Satu Polisi Sukirman yang menjadi tawanan G30S/PKI, tetapi berhasil melarikan diri didapat keterangan bahwa para perwira TNI-AD tersebut dibawa ke Lubang Buaya.
Karena daerah tersebut diselidiki secara intensif, akhirnya pada tanggal 3 Oktober 1965 ditemukan tempat para perwira yang diculik dan dibunuh tersebut. Mayat para perwira itu dimasukkan ke dalam sebuah sumur yang bergaris tengah ¾ meter dengan kedalaman kira-kira 12 meter, yang kemudian dikenal dengan nama Sumur Lubang Buaya.
Baca Juga: Polres Kapuas Amankan Puluhan Ribu Butir Obat dan Ratusan Gram Sabu
Pada tanggal 4 Oktober, penggalian Sumur Lubang Buaya dilanjutkan kembali (karena ditunda pada tanggal 13 Oktober pukul 17.00 WIB hingga keesokan hari). Penggalian diteruskan oleh pasukan Para Amfibi KKO-AL dengan disaksikan pimpinan sementara TNI-AD Mayjen Soeharto.
Setelah ditemukan, jenazah para perwira diangkat dari sumur tua tersebut. Terlihat adanya kerusakan fisik yang sedemikian rupa. Hal inilah yang menjadi saksi bisu bagi bangsa Indonesia betapa kejamnya siksaan yang mereka alami sebelum wafat.
Pada tanggal 5 Oktober, jenazah para perwira TNI-AD tersebut dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata yang sebelumnya disemayamkan di Markas Besar Angkatan Darat. Pada tanggal 6 Oktober, dengan surat keputusan pemerintah yang diambil dalam Sidang Kabinet Dwikora, para perwira TNI - AD tersebut ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi.
Daftar Pahlawan Revolusi G30S PKI
Berikut daftar nama-nama korban peristiwa G30S PKI yang ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi.