KALTENGLIMA.com, Puruk CAHU - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) beri penjelasan terkait cuaca panas yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini.
BMKG memastikan suhu panas di Indonesia bukan disebabkan gelombang panas atau heatwave seperti yang terjadi di beberapa negara Asia Selatan.
Baca Juga: Lim Ji Yeon dan Lee Do Hyun Terciduk Tengah Berkecan di Sebuah Restaurant
Baca Juga: Sebar Isi Chat Whatsapp oleh Antonio Dedola, Nikita Mirzani Ngemis Minta Hapus Postingan Semua Bukti
Dinas Kesehatan (Dinkes) Mura mengimbau kepada warga untuk waspada terhadap cuaca panas ekstrem yang melanda seluruh Indonesia, termasuk Murung Raya.
Dinkes setempat mencatat Murung Raya sempat berada di suhu 32 sampai 34 derajat celcius dan rata-rata paling tinggi 37 derajat Celcius.
Kepala Dinkes Murung Raya Suwirman mengimbauan agar masyarakat Murung Raya tidak panik, cemas dan khawatir berlebih terhadap cuaca panas tidak biasa yang terjadi.
Baca Juga: Siapkan Tabungan! TXT Akan Kembali Gelar Konser di Jakarta
Baca Juga: Rindu Moonbin, Umji VIVIZ Posting Potret Kebersamaan Squad Line 98
“Memang di Kabupaten Murung Raya terjadi kenaikan suhu dari sebelumnya kita merasakan semua suhu panas ini,
tetapi ini bukan gelombang panas,” terang Kadiskes Mura Suwirman, Senin 1 Mei 2023
Namun walaupun tidak adanya aturan terkait gelombang panas, pihaknya tetap menghimbau agar masyarakat tetap waspada terhadap cuaca panas atau suhu meningkat sedang terjadi di Murung
Raya.
Baca Juga: Bukan Adanya Orang Ketiga dan Masalah Ekonomi, Ini Alasan Shandy Aulia Bercerai Dengan David Herbowo
“Mungkin hal-hal yang perlu kita perhatikan disini dari kenaikan suhu bisa berdampak pada masing-masing orang, terkhusus anak-anak dan orang lanjut usia (lansia) karena mereka yang lebih rentan,” imbuhnya.
Lanjutnya, efek dari cuaca panas disebutkannya yaitu dehidrasi (kurang cairan), sakit kepala karena terlalu lama berada dibawah terik matahari, alergi kulit karena paparan panas, dan Inpefksi Saluran Pernapasan (ISPA) karena debu yang meningkat.