Hipotermia di Tengah Perang Gaza, 4 Bayi Meninggal Dunia

photo author
- Jumat, 27 Desember 2024 | 14:47 WIB
Gaza dilanda kehancuran total, kelaparan meluas, dan pengungsian massal. Upaya bantuan kemanusiaan sangat mendesak di tengah konflik
Gaza dilanda kehancuran total, kelaparan meluas, dan pengungsian massal. Upaya bantuan kemanusiaan sangat mendesak di tengah konflik

KALTENGLIMA.COM - Seorang bayi yang baru lahir meninggal sebab kedinginan di sebuah tenda perkemahan di Al-Mawasi, Gaza selatan, Palestina. Kejadian tersebut menambah jumlah bayi meninggal akibat hipotermia di Gaza dalam sepekan menjadi empat orang.

Musim dingin menjadi tantangan berat untuk bertahan hidup dihadapi oleh anak-anak Palestina yang mengungsi dari rumah mereka di tengah serangan Israel yang masih terus berlanjut di jalur tersebut.

Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan di Gaza, Munir Al-Bursh, menuliskan di X 'Sela Mahmoud Al-Fasih membeku sampai mati karena kedinginan yang ekstrem' di Al-Mawasi'. Dalam satu pekan terakhir, setidaknya empat bayi meninggal karena hipotermia akibat suhu rendah dan kurangnya akses ke kehangatan ketika tinggal di tenda.

Baca Juga: Melihat Selisih Tuntutan Harvey Moeis dkk Dalam Kasus Korupsi Timah

Kepala pediatri dan kebidanan di Rumah Sakit Nasser, di Khan Younis, Ahmed Al-Farra mengatakan ada bayi berusia tiga hari dan bayi berusia satu bulan yang juga meninggal di Al-Mawasi. Staf di ICU neonatal menangani setidaknya lima kasus hipotermia per hari.

Ia mengatakan pengurangan pemberian ASI dan terbatasnya ketersediaan susu formula bayi sudah memperparah risiko hipotermia pada bayi. Sementara itu, petugas kesehatan berjuang untuk merawat pasien muda karena kekurangan listrik, solar, dan bahan bakar lainnya

"Ini adalah salah satu hasil bencana dari perang kriminal ini," kata Al-Farra.

Baca Juga: Imbau Masyarakat Agar Tak Berlebihan Rayakan Tahun Baru 2025, Menko PMK: Tetap Jaga Keamanan!

Al-Mawasi, wilayah pesisir di sebelah barat Rafah, yang sebelumnya ditetapkan oleh Israel sebagai 'wilayah kemanusiaan', sudah berulang kali menjadi sasaran serangan Israel. Ribuan warga Palestina yang mengungsi telah pindah ke sana untuk mencari perlindungan, tinggal selama berbulan-bulan di tenda-tenda darurat yang terbuat dari kain dan nilon.

Rekaman CNN dari sebuah halaman di Al-Mawasi memperlihatkan tubuh kecil Sela terbungkus kain kafan putih, ayahnya yang berusia 31 tahun, Mahmoud Al-Fasih, menggendongnya. Dalam rekaman lain, sekelompok pemuda dan anak laki-laki Palestina berjongkok di dekat makamnya.

"(Sela) meninggal karena kedinginan," kata ibunya, Nariman Al-Fasih, pada Rabu (25/12).

Baca Juga: Terungkap Kapan Tanggal Penjualan Samsung Galaxy S25: HP Tergahar!

"Saya menghangatkannya dan menggendongnya. Namun, tidak punya pakaian tambahan untuk menghangatkan gadis ini," sambungnya.

Israel melakukan serangan ke Gaza dengan dalih membalas serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan 1.200 orang di wilayah mereka. Serangan Israel sudah menghancurkan lingkungan Gaza yang dulunya ramai, memusnahkan keluarga, dan menimbulkan krisis kemanusiaan berupa kelaparan, pengungsian, dan penyakit.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Wanda Hanifah Pramono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X