KALTENGLIMA.COM - Minum teh adalah kebiasaan yang banyak disukai oleh orang-orang, seringkali diminum pada pagi dan sore hari. Namun, ada anggapan bahwa konsumsi teh secara berlebihan dapat berdampak buruk pada kesehatan ginjal.
Namun, Ketua Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) dr. Pringgodigdo Nugroho, SpPD-KGH, menegaskan bahwa anggapan tersebut adalah mitos. Menurutnya, hingga saat ini belum ada penelitian yang menunjukkan bahwa minum teh dapat merusak ginjal.
"Ini mitos. Belum ada studi yang menunjukkan bahwa teh ini dilarang karena bisa merusak ginjal. Jadi masih diperbolehkan," ungkapnya dalam konferensi pers Kemenkes, Kamis (13/3/2024).
Meskipun demikian, yang dianggap ideal untuk dikonsumsi secara rutin, termasuk bagi pasien dengan penyakit ginjal, adalah air putih. dr. Pringgodigdo menjelaskan pentingnya minum air putih yang cukup sepanjang hari. Kecukupan konsumsi air putih ini harus disesuaikan dengan usia dan aktivitas individu untuk memastikan fungsi ginjal dan produksi urine tetap optimal, serta untuk mengeluarkan limbah cair dari tubuh.
"Untuk orang dewasa sehat, dianjurkan minum sebanyak 2-2,5 liter sampai maksimal 3 liter itu harus dipenuhi selama 24 jam," jelas dr Pringgodigdo.
"Karena ginjal bekerja selama 24 jam, jadi kebutuhan air harus cukup selama 24 jam itu juga harus terpenuhi dengan baik," tuturnya.