KALTENGLIMA.COM - Siklus haid atau menstruasi yang teratur adalah indikator kesehatan reproduksi pada wanita. Namun, sebagian perempuan mengalami menstruasi yang tidak teratur, salah satunya disebabkan oleh stres. Apa saja ciri-ciri telat haid karena stres?
Stres memiliki peran penting dalam mengganggu keseimbangan hormonal yang mempengaruhi siklus haid. Mengapa bisa begitu? Mari kita simak alasannya.
Mengapa Stres Dapat Menyebabkan Telat Haid?
Baca Juga: Simak Manfaat Okra dan Cara Pengolahannya
Normalnya, siklus haid seorang perempuan adalah sekitar 21–35 hari, dengan rata-rata 28 hari. Seorang perempuan dianggap telat haid jika siklus menstruasinya lebih dari 35 hari. Stres dapat menjadi salah satu pemicu telat haid yang umum terjadi.
Stres dapat menyebabkan gangguan pada metabolisme hormon-hormon di seluruh tubuh, termasuk hormon-hormon yang memengaruhi siklus haid. Siklus haid diatur oleh bagian dalam otak yang disebut hipotalamus dan kelenjar pituitari. Hipotalamus melepaskan hormon pelepas gonadotropin (GnRH) yang memicu kelenjar pituitari untuk melepaskan hormone folikel stimulating (FSH) dan luteinizing (LH).
Kedua hormon ini bertanggung jawab untuk menjaga agar siklus haid berjalan dengan lancar. Namun, saat tubuh mengalami stres, hormon kortisol dilepaskan. Hormon kortisol ini dapat mengganggu hubungan antara hipotalamus, kelenjar pituitari, dan ovarium, sehingga pelepasan hormon-hormon yang mengatur siklus haid terhambat.
Baca Juga: Jarang Diketahui, Inilah Manfaat Jeruk Purut Untuk Kesehatan
Menurunnya hormon estrogen dan progesteron dapat menunda terjadinya haid. Selain itu, saat stres semakin parah, perempuan berisiko mengalami amenore sekunder, yaitu keadaan di mana perempuan yang sebelumnya memiliki siklus haid normal, kemudian tidak mengalami haid selama 3 bulan atau lebih secara berurutan.
Ciri-Ciri Telat Haid karena Stres
Gangguan haid yang disebabkan oleh stres dapat ditandai dengan beberapa ciri-ciri, seperti:
1. Periode haid lebih pendek atau lebih lama dari biasanya.
2. Tidak mengalami haid selama lebih dari 6 pekan hingga beberapa bulan.
3. Haid disertai dengan nyeri.