KALTENGLIMA.COM - Imunisasi Bacille Calmette-Guérin (BCG) diberikan untuk melindungi tubuh dari penyakit tuberkulosis (TBC).
Vaksin ini bekerja dengan mencegah perkembangan TBC, meskipun tidak sepenuhnya mencegah infeksi bakteri penyebabnya, “Mycobacterium tuberculosis”. Penyakit ini sangat mudah menular melalui udara, khususnya lewat batuk atau bersin.
Imunisasi BCG dilakukan untuk membentuk kekebalan tubuh anak terhadap ancaman TBC, terutama pada usia kurang dari tiga bulan atau segera setelah lahir.
Baca Juga: Bahayakah Minum Kopi Saat Perut Kosong? Ini Penjelasan Pakar
Vaksin BCG termasuk dalam kelompok vaksin dasar, seperti polio, hepatitis B, DPT, MMR, rotavirus, PCV, dan HiB.
Vaksin ini dikembangkan oleh Dr. Albert Calmette dan Dr. Camille Guérin dari bakteri “Mycobacterium bovis”, yang memiliki kemiripan dengan bakteri penyebab TBC.
Sebagai vaksin hidup yang telah diproses dengan aman, imunisasi BCG paling efektif diberikan pada bayi usia 2-3 bulan, sesuai dengan rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Pelaksanaannya hanya dilakukan sekali tanpa memerlukan booster.
Baca Juga: Hati-hati! Kebiasaan Sepele Ini 26 Persen Lebih Tinggi Picu Risiko Stroke
Prosedur Pemberian Vaksin BCG
- Lokasi Suntikan: Vaksin BCG disuntikkan di lengan kiri atas, tepat di bawah kulit.
- Tes Sebelum Pemberian: Tes Mantoux (tes kulit TBC) sering dilakukan sebelumnya untuk memastikan anak belum pernah terinfeksi bakteri TBC. Jika hasil tes positif, vaksin BCG tidak boleh diberikan.
Secara umum, imunisasi BCG aman, tetapi efek samping ringan seperti kemerahan, benjolan kecil di lokasi suntikan, dan ulkus kecil (diameter kurang dari 1 cm) dapat muncul.
Baca Juga: Musim Hujan Tiba, Waspadai Lonjakan Kasus Pneumonia Dengan Cara Ini
Ulkus ini biasanya sembuh dalam beberapa minggu hingga bulan dan meninggalkan bekas. Selain itu, nyeri, bengkak, dan jaringan parut juga bisa terjadi.