kesehatan

Dikarenakan Bakteri Kebal Antibiotik, Warga +62 Meninggal Tiap 4 Menit

Sabtu, 30 November 2024 | 08:39 WIB
Ilustrasi meninggal dunia

 

KALTENGLIMA.COM - Resistensi antimikroba menjadi ancaman serius sebab bisa memicu pengobatan infeksi bakteri tak lagi mempan ketika diberikan antibiotik. dr Robert Sinto dari Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi Departemen Ilmu Penyakit Dalam RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) mengatakan berdasarkan proyeksi dua tahun lalu, tercatat lebih dari 150 ribu kematian akibat resistensi antimikroba di Indonesia.

"Yang artinya, setiap 4 menit ada satu orang meninggal karena antimikroba," terangnya.

Estimasi kematian akibat resistensi antimikroba semakin meningkat hingga 1 juta jiwa setiap tahun di Tanah Air. Sejalan dengan temuan apotek yang memberikan antibiotik sesuai indikasi dengan resep dokter, juga hanya berkisar 20 persen.

Baca Juga: Harga Tiket Pesawat Domestik Turun 10 Persen Saat Nataru, Intip Daftar 19 Lokasi Bandara

"Semakin ke sini, semakin banyak kuman yang kebal dengan antibiotik yang kita miliki. Sementara penciptaan antibiotik baru itu hitungannya sangat-sangat lambat, bayangkan satu waktu di kemudian hari anak cucu kita bisa terkena kuman atau infeksi sederhana, tetapi kejadiannya sama seperti dulu, kita belum punya antibiotik," lanjut dia.

dr Sinto mencontohkan, dalam sejumlah kasus kanker dan stroke, kemungkinan pemicu kematiannya berkaitan dengan infeksi bakteri yang tak mempan diberikan antibiotik. Artinya, tidak semata-mata tunggal karena penyakit yang diidap.

Adapun pemicu utama resistensi antimikroba berkaitan dengan penggunaan antibiotik yang tak tepat. Terbagi dalam tiga faktor.

Baca Juga: Kasus Impor Gula, Kejagung Panggil Mantan Pejabat Kementerian BUMN

Pertama, banyak pasien sering meminta resep antibiotik kepada dokter dengan dalih masa pemulihan lebih cepat.

"Pasien sering merasa tidak sembuh ketika tidak diberikan antibiotik, maka secara halus meminta antibiotik supaya rasa nyaman tercapai, jadi intinya tidak ada indikasi, tetapi diberikan antibiotik," tuturnya.

"Kedua, sudah ada indikasi, tetapi antibiotiknya tidak dihabiskan sesuai anjuran," lanjut dia.

Baca Juga: Kabar Baik! Prabowo Umumkan Kenaikan UMP 2025 Hingga 6,5 Persen

Tak hanya hubungan pasien dengan dokter, penanganan risiko 'pandemi tersembunyi' resistensi antimikroba ini harus dinaungi oleh kementerian dan lembaga lain, mengingat pemicunya juga berkaitan dengan penggunaan antibiotik dalam campuran pakan ternak agar lebih awet.

Halaman:

Tags

Terkini

Berapa Panjang Usus Halus Orang Dewasa dan Fungsinya?

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:55 WIB

Bahaya Kebiasaan Mengunyah Es Batu bagi Kesehatan Gigi

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:18 WIB