KALTENGLIMA.COM - Seiring bertambahnya usia, sistem kekebalan tubuh mengalami penurunan alami, sehingga membuat lansia menjadi kelompok yang lebih rentan terhadap infeksi, terutama jika mereka memiliki penyakit penyerta seperti diabetes, hipertensi, atau gangguan jantung.
Dalam konteks ini, vaksinasi menjadi kebutuhan penting, bukan sekadar pilihan, demi mencegah komplikasi serius akibat infeksi virus, termasuk Respiratory Syncytial Virus (RSV) yang menyerang saluran pernapasan.
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) menekankan bahwa vaksinasi RSV sangat krusial untuk kelompok lansia, khususnya yang memiliki komorbid.
Baca Juga: Jarang Cuci Kaki Sebelum Tidur Bisa Picu Masalah Ini, Waspadai Risikonya!
Vaksin ini dapat mencegah munculnya gejala berat dan mengurangi risiko perawatan di rumah sakit akibat infeksi RSV.
Ketua Umum PAPDI periode 2022–2025, Dr. Sally Aman Nasution, menjelaskan bahwa infeksi RSV pada lansia dengan penyakit jantung dapat memperburuk kondisi yang ada bahkan memicu masalah jantung baru.
Data dari Kanada menunjukkan sekitar 22% pasien dewasa yang dirawat karena RSV mengalami komplikasi kardiovaskular, seperti pemburukan gagal jantung, aritmia baru, dan dalam beberapa kasus stroke maupun serangan jantung.
Baca Juga: Hati-Hati! Hewan-Hewan Ini Bisa Jadi Sumber Penyakit bagi Manusia
Manfaat vaksin RSV tidak hanya terbatas pada pencegahan infeksi itu sendiri, namun juga dalam menurunkan risiko kejadian kardiovaskular yang dapat dipicu oleh infeksi.
Oleh karena itu, vaksinasi RSV perlu menjadi bagian dari strategi perawatan lansia dengan penyakit kronis, khususnya dalam kerangka kardiologi geriatri.
Hal senada disampaikan oleh Dr. Ketut Suastika, SpPD-KEMD, yang menyebutkan bahwa pasien diabetes berusia di atas 65 tahun memiliki risiko hingga 11,4 kali lebih besar untuk dirawat karena infeksi RSV dibandingkan dengan lansia tanpa diabetes.
Baca Juga: Pembuluh Darah di Mata Raja Charles Pecah, Ini Beberapa Kemungkinan Pemicunya
Penurunan daya tahan tubuh yang berkaitan dengan usia, atau dikenal dengan Age-Related Decline in Immunity (ARDI), menjadi faktor utama tingginya risiko ini.