KALTENGLIMA.COM - Saat ini, banyak orang sudah menyadari pentingnya penggunaan sunscreen sebagai bagian dari rutinitas perawatan kulit.
Sunscreen kerap dioleskan secara rutin ke wajah, leher, hingga lengan untuk melindungi kulit dari efek buruk sinar matahari.
Namun, ada satu area yang kerap terabaikan: bibir. Padahal, bagian ini justru lebih rentan terhadap kerusakan akibat paparan sinar UV karena kulitnya jauh lebih tipis dan sensitif dibandingkan bagian wajah lainnya. Akibatnya, bibir lebih mudah mengalami luka bakar, pengelupasan, hingga penuaan dini.
Baca Juga: Manfaat Teh Jahe untuk Meredakan Sakit Tenggorokan, Ini 3 Khasiat Utamanya
Menurut perawat dermatologi Catie Boucher, mengabaikan perlindungan SPF di area bibir merupakan kesalahan umum yang sering terjadi.
Ia menegaskan bahwa bibir seharusnya menjadi prioritas perlindungan, bukan yang terakhir dipikirkan.
Ketidakteraturan dalam melindungi bibir dari sinar matahari bukan hanya menyebabkan kekeringan atau pecah-pecah, tapi juga dapat menimbulkan risiko jangka panjang yang serius.
Baca Juga: Peneliti Ungkap Waktu Paling Efektif untuk Olahraga Pembakar Lemak
Dalam praktiknya, Catie kerap menemukan lesi prakanker di bibir, kondisi yang bisa berkembang menjadi kanker kulit jika dibiarkan tanpa penanganan.
Pengobatannya pun tidak ringan, karena bisa melibatkan penggunaan krim kemoterapi topikal yang menyebabkan rasa sakit bahkan saat melakukan aktivitas sederhana seperti minum.
Lebih lanjut, paparan sinar UV juga bisa merusak kolagen dan elastin, dua komponen penting yang menjaga kekencangan dan elastisitas kulit.
Baca Juga: Pekerja di Indonesia Kian Rentan Depresi, Simak Cara Efektif Mengatasinya
Hal ini dapat mempercepat proses penuaan di area bibir, memunculkan garis-garis halus, dan membuat warna bibir menjadi tidak merata.