KALTENGLIMA.COM - Menjelang akhir kehidupan, tubuh manusia mengalami sejumlah perubahan yang menjadi tanda bahwa seseorang sedang berada di fase terakhir hidupnya.
Dalam 24 jam terakhir sebelum kematian, terdapat beberapa gejala khas yang kerap muncul. Memahami hal ini dapat membantu keluarga memberikan kenyamanan, dukungan emosional, serta menjaga martabat orang tercinta di saat-saat terakhir.
Menurut Hospice Foundation of America dan National Cancer Institute, tanda-tanda ini bukanlah sesuatu yang menakutkan, melainkan bagian alami dari proses tubuh yang perlahan berhenti bekerja.
Baca Juga: Pakar Ungkap Tidur Berkualitas Kunci Pemulihan Otot, Berikut Tipsnya
Salah satu tanda paling umum adalah perubahan pola pernapasan. Nafas dapat menjadi tidak teratur, terkadang dangkal, lambat, bahkan berat.
Pola pernapasan Cheyne-Stokes sering muncul, yakni napas cepat dan dalam yang kemudian berhenti sejenak sebelum berlanjut kembali.
Meski terlihat mengkhawatirkan, kondisi ini jarang menimbulkan rasa sakit. Umumnya, pada tahap ini kesadaran pasien sudah menurun sehingga ketidaknyamanan tidak begitu terasa.
Baca Juga: Kasus Gigitan Anjing Liar Merebak, Pemkot Pekanbaru Gelar Vaksinasi Rabies Gratis
Perubahan pada kulit dan suhu tubuh juga menjadi gejala yang mudah dikenali. Saat fungsi jantung melambat dan sirkulasi darah berkurang, aliran darah dipusatkan ke organ-organ vital.
Akibatnya, muncul bercak-bercak pada kulit (mottling), ujung tubuh seperti tangan dan kaki terasa dingin, serta bibir, kuku, dan jari kaki berubah warna menjadi kebiruan atau keunguan. Kondisi ini merupakan proses alami tubuh dalam menghemat energi, bukan tanda penderitaan.
Selain itu, menurunnya respons juga sering terlihat menjelang akhir hayat. Penderita biasanya semakin jarang berbicara, tidak merespons suara, lebih banyak memejamkan mata, serta tampak menarik diri dari lingkungan sekitar.
Baca Juga: Sering Bikin Perut Mulas, Inilah Makanan yang Tak Cocok Dikonsumsi Bersama Susu
Menurut penelitian dari National Cancer Institute, hal ini bukan berarti mereka menolak kehadiran orang-orang terdekat, melainkan karena tubuh dan pikiran sedang berfokus ke dalam untuk bersiap menghadapi peralihan.