kesehatan

Bau Tak Terlihat Tapi Tercium, Bisa Jadi Sinyal Awal Epilepsi

Sabtu, 20 September 2025 | 17:32 WIB
Ilustrasi Epilepsi. (Foto: Freepik)

KALTENGLIMA.COM - Pernahkah Anda mencium bau gosong, amis, atau bau tidak sedap padahal tidak ada sumbernya? Kondisi ini dalam dunia medis disebut halusinasi penciuman atau phantosmia.

Salah satu penyebab yang patut diwaspadai dari gejala ini adalah epilepsi. Epilepsi sendiri merupakan gangguan neurologis kronis yang ditandai dengan kejang berulang tanpa dipicu oleh demam atau faktor eksternal.

Menurut penjelasan dr. Irene Halim Subrata, Sp.N, dokter spesialis saraf RS EMC Cikarang dan Pekayon, gejala epilepsi tidak selalu berupa gemetar hebat atau jatuh mendadak.

Baca Juga: Ternyata Ini Jumlah Normal Manusia Saat Buang Air Kecil Berdasarkan Usia

Pada sebagian pasien, gejala awal atau aura dapat muncul dalam bentuk sensasi tertentu, salah satunya adalah aura olfaktori.

Aura olfaktori membuat penderita mencium bau yang sebenarnya tidak ada, seperti bau terbakar, bau logam, karet, atau bau busuk.

Gejala ini biasanya berkaitan dengan gangguan pada lobus temporal otak yang berperan dalam mengatur ingatan sekaligus indra penciuman.

Baca Juga: 200-an Siswa di Banggai Jatuh Sakit, Makanan Bergizi Gratis Disetop Sementara

Meski demikian, tidak semua halusinasi penciuman menandakan epilepsi. Kondisi ini juga bisa disebabkan oleh infeksi sinus, migrain, cedera kepala, gangguan psikologis tertentu, hingga penyakit neurodegeneratif seperti Parkinson atau Alzheimer.

Namun, jika bau aneh muncul berulang, berlangsung selama beberapa detik hingga menit, serta disertai kejang atau kehilangan kesadaran, epilepsi perlu dicurigai.

Selain mencium bau yang tidak nyata, penderita epilepsi dengan gangguan pada lobus temporal dapat mengalami sensasi déjà vu, rasa takut mendadak tanpa sebab, tatapan kosong tanpa respons, gerakan otomatis tanpa disadari seperti mengunyah atau meremas tangan, serta kebingungan sesaat setelah kejadian.

Baca Juga: Jangan Asal Minum, Ketahui Dampak Buruk Konsumsi Air Berlebihan

Jika gejala-gejala tersebut dialami, sangat disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter spesialis saraf. Dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan EEG guna melihat aktivitas listrik otak atau MRI untuk mendeteksi adanya kelainan struktural.

Dengan diagnosis yang tepat, epilepsi dapat ditangani menggunakan obat antikejang. Pada sebagian pasien, terapi lain seperti diet ketogenik atau bahkan operasi saraf bisa menjadi pilihan untuk membantu mengendalikan penyakit ini.

Tags

Terkini

Berapa Panjang Usus Halus Orang Dewasa dan Fungsinya?

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:55 WIB

Bahaya Kebiasaan Mengunyah Es Batu bagi Kesehatan Gigi

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:18 WIB