kesehatan

Terbukti! Pelihara Kucing Bikin Otak Lebih Relaks-Nggak Mudah Stres

Senin, 29 September 2025 | 09:33 WIB
Ilustrasi kucing - Disbunak Kalbar Soroti Pentingnya Melibatkan Pastisipasi Masyarakat dalam Penanganan Penyebaran Rabies

KALTENGLIMA.COM - Sebuah studi ungkapkan bahwa, orang yang memelihara kucing mengalami perubahan tertentu pada kondisi otak. Hal ini berkaitan dengan zat kimia otak bernama oksitosin, yang dikenal dengan 'hormon cinta'. Biasanya, oksitosin muncul ketika seorang ibu menggendong bayinya, seseorang berpelukan dengan teman, atau saat seseorang jatuh cinta. Penelitian menunjukkan oksitosin memainkan peranan penting dalam hubungan manusia dan kucing.

Dikutip dari Live Science, oksitosin berperan penting dalam ikatan sosial, kepercayaan, serta regulasi stres pada hewan maupun manusia. Eksperimen di tahun 2005 bahkan menunjukkan oksitosin membuat manusia secara signifikan lebih bersedia untuk mempercayai orang lain dalam hal 'urusan uang'. Selain itu, oksitosin juga memiliki efek menenangkan pada manusia dan hewan. Oksitosin menekan hormon stres kortisol dan mengaktifkan sistem saraf parasimpatis (sistem istirahat dan cerna) untuk membantu tubuh rileks.

Para ilmuwan sudah lama mengetahui interaksi yang bersahabat memicu pelepasan oksitosin baik pada anjing maupun pemiliknya. Ini menciptakan lingkaran umpan balik ikatan. Tetapi, hingga baru-baru ini, tidak banyak yang diketahui tentang efeknya pada kucing. Kucing lebih halus dalam menunjukkan kasih sayang. Namun, para pemiliknya sering melaporkan perasaan hangat berupa kebersamaan dan kelegaan dari stres yang mirip dengan yang dirasakan pemilik anjing.

Baca Juga: Egy Maulana Vikri dan Adiba Khanza Resmi Ungkap Jenis Kelamin Anak Pertamanya

Terdapat semakin banyak penelitian yang mendukung laporan ini. Salah satunya pada penelitian tahun 2021 di Jepang menemukan sesi singkat membelai kucing meningkatkan kadar oksitosin pada banyak pemilik. Pada penelitian tersebut, peserta diminta berinteraksi dengan kucing mereka selama beberapa menit, sementara ilmuwan mengukur kadar hormon pada pemilik. Hasil penelitian menunjukkan 'kontak ramah' seperti membelai atau berbicara lembut dengan kucing berhubungan dengan peningkatan oksitosin yang dites dari air liur, dibandingkan ketika tanpa kehadiran kucing. Studi lain pada tahun 2002, menemukan aliran oksitosin dari kontak lembut dengan kucing membantu menurunkan hormon stres kortisol, yang kemudian memberi efek penurunan tekanan darah dan bahkan rasa sakit.

Tags

Terkini

Berapa Panjang Usus Halus Orang Dewasa dan Fungsinya?

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:55 WIB

Bahaya Kebiasaan Mengunyah Es Batu bagi Kesehatan Gigi

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:18 WIB