KALTENGLIMA.COM - Cacingan masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang kerap dialami oleh anak-anak maupun orang dewasa. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi parasit cacing yang hidup di dalam saluran pencernaan manusia.
Meski sering dianggap ringan, kondisi ini dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan seperti kekurangan gizi, tubuh mudah lelah, serta kesulitan berkonsentrasi.
Karena itu, penting untuk mengetahui frekuensi yang tepat dalam mengonsumsi obat cacing agar tubuh terlindungi dari infeksi parasit tersebut.
Baca Juga: Kurang Protein Bisa Hambat Penyembuhan Luka, Ini Kata Dokter
Infeksi cacing merupakan kondisi ketika parasit masuk dan berkembang biak di dalam tubuh manusia. Berdasarkan informasi dari Healthy, cacing dapat masuk melalui beragam cara seperti mengonsumsi makanan atau air yang terkontaminasi, kontak dengan tanah yang mengandung telur cacing, hingga melalui gigitan serangga tertentu.
Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, infeksi cacing masih menjadi permasalahan kesehatan yang cukup sering terjadi di Indonesia, terutama akibat buruknya sanitasi dan rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kebersihan diri.
Gejala infeksi cacing pada orang dewasa berbeda-beda tergantung jenis cacing dan tingkat keparahan infeksi. Beberapa gejala yang umum terjadi meliputi nyeri perut, diare, mual, muntah, tubuh terasa lemah, hilangnya nafsu makan, penurunan berat badan, serta rasa gatal di area anus terutama pada malam hari.
Baca Juga: Pisang Mentah atau Matang, Mana yang Lebih Efektif untuk Diet
Dalam beberapa kasus, cacing dapat terlihat di feses. Apabila tidak segera ditangani, kondisi ini bisa menyebabkan komplikasi serius seperti anemia, kekurangan gizi, hingga penyumbatan pada saluran usus.
Konsumsi obat cacing secara berkala penting dilakukan karena parasit cacing dapat berkembang dengan cepat di dalam usus dan mengganggu proses penyerapan nutrisi. Obat cacing berfungsi untuk membunuh atau melumpuhkan cacing dewasa agar dapat dikeluarkan dari tubuh melalui feses.
Walaupun seseorang tampak sehat, infeksi cacing bisa saja terjadi tanpa gejala yang jelas, sehingga pengobatan pencegahan perlu dilakukan secara rutin, terutama bagi masyarakat yang tinggal di lingkungan dengan sanitasi yang buruk.
Baca Juga: Susu Jahe untuk Penderita Asam Lambung, Aman atau Berisiko? Begini Faktanya
Sesuai dengan anjuran Kementerian Kesehatan RI dan World Health Organization (WHO), anak-anak berusia 1 hingga 12 tahun disarankan untuk mengonsumsi obat cacing setiap enam bulan sekali atau dua kali dalam setahun.
Hal ini karena anak-anak lebih sering bermain di tanah dan belum sepenuhnya memahami pentingnya menjaga kebersihan tangan serta kuku.