Begini Penjelasan BMKG Terkait Fenomena Puting Beliung yang Terjadi di Rancaekek

photo author
- Kamis, 22 Februari 2024 | 12:18 WIB
Angin tornado Bandung disebut mirip tornado di Amerika Serikat (X/@EYulihastin)
Angin tornado Bandung disebut mirip tornado di Amerika Serikat (X/@EYulihastin)



KALTENGLIMA.COM - Terjadi fenomena angin puting beliung besar di wilayah Rancaekek, Kabupaten Bandung dan sebagian wilayah Sumedang, pada Rabu (21/2/2024) sore. Fenomenan ini, menyebabkan sejumlah bangunan rusak, pohon tumbang, truk terguling serta sepeda motor terjatuh. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandung  memberikan penjelasan terkait fenomena alam ini.

Teguh Rahayu, kepala BMKG Bandung mengatakan hujan ekstrem terjadi di lokasi kejadian puting beliung. Fenomena puting beliung ini terjadi akibat dampak ikutan pertumbuhan awan cumulonimbus serta hujan lebat disertai angin kencang dengan durasi singkat dan skala lokal.

"Suhu muka laut di sekitar wilayah Indonesia relatif hangat mendukung penambahan suplai uap air ke wilayah Indonesia termasuk wilayah Jawa Barat dan sekitarnya, selaras dengan kelembapan udara di lapisan 850-500 mb yang relatif basah yakni antara 45-95 persen," ujar Teguh melalui keterangan resmi, Rabu (21/2/2024).

Baca Juga: Paman di Barito Utara Rudapaksa Ponakan yang Masih di Bawah Umur

Ia juga mengatakan terpantau adanya sirkulasi siklonik di Samudera Hindia barat Pulau Sumatra yang mengakibatkan terbentuknya area netral poin dengan area pertemuan dan perlambatan angin (konvergensi) serta belokan angin (shearline) berada di sekitar wilayah Jawa Barat. Kondisi ini dapat meningkatkan pertumbuhan awan di sekitar wilayah konvergensi dan belokan angin tersebut.

"Indeks labilitas berada pada kategori labil sedang hingga tinggi di sebagian wilayah Jawa Barat berpotensi meningkatkan aktivitas pertumbuhan awan konvektif pada skala lokal," katanya.

Akibat fenomena puting beliung tersebut, Teguh Rahayu mendapatkan laporan sejumlah atap rumah di Kecamatan Jatinangor berterbangan serta merobohkan pagar PT Kahatex. Ia melanjutkan hingga pukul 16.40 WIB sebanyak empat kali untuk wilayah terdampak kejadian cuaca ekstrem.

Baca Juga: Apple Akan Luncurkan Warna Baru Untuk iPhone 16 Pro dan iPhone 16 Pro Max

"Waspada terhadap terjadinya potensi bencana hidrometeorologis dampak cuaca ekatrem seperti hujan lebat hingga sangat lebat pada durasi lebih dari satu jam, angin puting beliung, dan hujan es yang dapat mengakibatkan dampak seperti banjir, tanah longsor, pohon tumbang, serta dampak kerusakan lainnya," tuturnya.

Sebelumnya, peneliti BRIN mengatakan jika bencana anging puting beliung di Rancaekek merupakan tornado pertama di Indonesia. Tetapi, pernyataan tersebut dibantah piham BMKG.
 
Teguh Rahayu, mengatakan pada dasarnya angin puting beliung merupakan tornado kecil. Kedua fenomena alam angin berputar itu dibagi berdasarkan kecepatan angin juga dampak yang ditimbulkan.

Baca Juga: Bersiaplah! TREASURE Akan Gelar Konser di Jakarta, Intip Tanggalnya
 
"Angin puting beliung merupakan fenomena alam berupa kejadian angin yang berputar dengan kecepatan kurang dari 70 Km/Jam," ujar Teguh.

Sedangkan tornado mempunyai kecepatan angin yang lebih tinggi yakni di atas 70 KM/jam.
 
"Kejadian kemarin sore di Rancaekek dan Jatinangor, kecepatan angin hanya 36,8 KM/jam," imbuhnya.

Baca Juga: Perbedaan Quick Count dan Real Count KPU, Simak Penjelasannya
 
Dari sisi luasan dampak, tornado biasanya dapat mencapai lebih dari 10 KM. Sedangkan dampak yang diakibatkan angin puting beliung kemarin sore, dikatakan oleh Teguh tidak mencapai parameter tersebut.

"Saya rasa kejadian kemarin dampaknya hanya 3 KM sampai 5 KM," tutupnya.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Wanda Hanifah Pramono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Bupati Bekasi Jadi Tersangka KPK Punya Harta Rp 79,1 M

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:10 WIB

KLH Angkut 116 Ton Sampah di Pasar Cimanggis Tangsel

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:50 WIB
X