KALTENGLIMA.COM - Beredar di media sosial Frans Manery, Bupati Halmahera Utara (Halut), Maluku Utara mengejar massa aksi dari Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Tobelo dengan sebuah parang. Para demonstran pun dibuat kocar-kacir akibatnya.
Peristiwa tersebut terjadi di depan Hotel Greenland di Desa Gura, Kecamatan Tobelo, Halmahera Utara pada Jumat (31/5/2024) sekitar pukul 17.30 WIT. Kejadian bermula ketika massa menggelar aksi demonstrasi pada perayaan HUT ke-21 Kabupaten Halmahera Utara di Kantor DPRD Halut sekitar pukul 11.00 WIT.
"Beliau datang keluar dari mobil langsung mengambil parang, serentak massa aksi kaget. Kami sebenarnya menunggu kalau pun Pak Bupati melayani kami dengan berdebat atau menyampaikan aspirasi, kami akan terima. Tapi kami melihat tiba-tiba Pak Bupati menarik parang dan menuju ke massa aksi, dengan spontan kami lari," ujar Ketua GMKI Cabang Tobelo Rivaldo Djini.
Baca Juga: Jadwal Final Liga Champions 2024: Real Madrid vs Borussia Dortmund
Rivaldo mengatakan massa lari sebab menganggap tindakan Franz Manery dapat membahayakan. Ia mengaku sempat menenangkan massa agar tak memancing keributan.
"Karena kami juga berpikir ini barang tajam dan bisa membahayakan kami. Kami lari menghindari Pak Bupati, dan saya sempat menenangkan teman-teman agar jangan melakukan hal-hal yang bisa memancing emosi bupati," tambahnya.
Rivaldo juga menuturkan saat itu massa aksi berlari menjauh dari lokasi aksi. Sedangkan Franz yang tak menemukan massa aksi berbalik ke mobil pikap yang disewa massa, kemudian merusak mobil dan sound system di atas mobil tersebut.
Baca Juga: Soal Tapera Mahfud MD Bilang Begini
"Karena Pak Bupati tidak menemukan kami, Pak Bupati menghampiri mobil dan melakukan tindakan dengan cara memotong kaca mobil sehingga kaca itu retak dan mengenai tangan kader perempuan kami dan itu berdarah. Kemudian Pak Bupati ke belakang memotong sound sistem, dia kasih lubang sound system dan rusak," imbuh Rivaldo.
Terkait hal itu, Franz juga langsung memberikan klarifikasi. Franz membenarkan dirinya mengejar massa aksi dengan menggunakan parang. Namun tindakannya itu disebut bukan sebagai bupati.
"Tindakan yang saya ambil sebenarnya bukan sebagai bupati, karena ini di kompleks perumahan saya dan tidak ada aparat kepolisian, sebab tidak ada yang menduga massa aksi akan ke situ. Saya membujuk mereka sekitar tiga atau empat kali untuk bubar," kata Franz dalam keterangannya.
Baca Juga: Per 1 Juni Shell, Vivo, dan BP Kompak Turunkan Harga BBM
Karena tidak bubar, Frans mengaku langsung mengambil parang yang berada dalam mobil untuk membubarkan massa aksi. Rencananya, parang itu akan digunakannya pada acara HUT.
"Parang itu saya ambil dari dalam mobil untuk bubarkan mereka. Rencananya, parang itu akan saya gunakan untuk tarian cakalele di acara HUT," tutur Frans.
Sedangkan, dalam video beredar berdurasi 1 menit 8 detik, sejumlah massa aksi melakukan demonstrasi di depan salah satu gedung. Tampak, Bupati Halmahera Utara Frans Manery yang mengenakan kemeja putih lengan panjang dan celana panjang hitam, mendatangi mahasiswa dengan menggenggam sebuah parang.
Baca Juga: Mantan Penyidik Berharap Pansel Berani Coret Calon Pimpinan KPK yang Bermasalah
Frans kemudian mengayunkan parang itu ke kaca mobil pikap yang digunakan massa aksi. Tampak massa aksi langsung lari berhamburan menjauhi bupati.
"Tidak boleh begitu Pak Bupati, lihat itu ngoni (kalian) pe (punya) bupati, video-video," teriak massa aksi dalam rekaman video tersebut.
"Bukan cuma tong (kami) pe (punya) bupati, samua pe (punya) bupati," timpal seorang ibu-ibu yang menyaksikan kejadian tersebut.
Baca Juga: Selebgram Ini Diduga Rasisme, Polda Metro Jaya Mulai Usut Laporan
Artikel Terkait
Masuk Hitungan Poin FIFA, Intip Jadwal Laga Timnas Indonesia vs Tanzania
Sharena Delon Ungkap Akan Main Sinetron Lagi Suatu Saat
Usai Hilangkan Flipside, Instagram Hadir Fungsi Baru Untuk Fitur Notes
Ariel Tatum dan Raditya Dika Main Film Bareng di Catatan Harian Menantu Sinting
Turunkan BB dengan Cepat Pakai Cara Diet Kentang, Tertarik Mencoba?