KALTENGLIMA.COM - Sejumlah ekonom bank meyakini bahwa pelemahan Rupiah yang hampir mencapai level Rp 16.300/USD hanya bersifat sementara. Diprediksi bahwa Rupiah akan kembali menguat ke level Rp 16.100/USD setelah kuartal II 2024.
Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, mengatakan bahwa kondisi perekonomian dalam negeri Indonesia sebenarnya sangat baik.
Inflasi berhasil kembali stabil di bawah 3% pada bulan Mei, sementara cadangan devisa Indonesia juga mengalami peningkatan dengan masuknya aliran modal asing, terutama ke pasar surat utang dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia. Meskipun terjadi nett sell di pasar saham.
Baca Juga: Perjalanan Timnas Indonesia di Grup F Kualifikasi Piala Dunia 2026
Josua menyebut bahwa pelemahan Rupiah saat ini disebabkan oleh faktor musiman, seperti penyelenggaraan ibadah haji dan pembayaran bunga utang pemerintah dalam mata uang dolar. Selain itu, pelaku pasar juga menunggu pengumuman data inflasi Amerika Serikat yang dijadwalkan pekan ini.
Branko Windoe, Senior Executive Vice President Treasury & International BCA, juga meyakini bahwa penguatan dolar saat ini bersifat sementara. Dia mengatakan bahwa musim haji dan pembayaran utang luar negeri meningkatkan permintaan dolar.
Namun, setelah faktor musiman itu berlalu, Rupiah diperkirakan bisa kembali menguat ke level Rp 16.100-16.150/USD.
Baca Juga: Aksi 4 Remaja SMPN 216 Jakarta Ejek Anak Palestina, Begini Nasibnya usai Videonya Viral
Meski demikian, pasar masih mewaspadai pengumuman data inflasi AS pekan ini. Jika inflasi AS sesuai dengan ekspektasi pasar, Rupiah diperkirakan tidak akan melemah di atas Rp 16.300/USD.
Namun, jika inflasi AS lebih tinggi dari ekspektasi, Rupiah kemungkinan akan kembali tertekan, bahkan bisa mencapai level Rp 16.300-16.350/USD.
Artikel Terkait
Bapanas Klaim Stok Pangan RI Jelang Idul Adha 2024 Aman
Satgas OJK Hentikan 915 Aktivitas Investasi Ilegal dan Pinjol
Pria Pemeras Ria Ricis Ditetapkan Jadi Tersangka, Terancam 8 Tahun Penjara