KALTENGLIMA.COM - Pertamina Patra Niaga, yang merupakan subholding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero), menanggapi isu yang beredar mengenai dugaan pengoplosan BBM jenis Pertalite menjadi Pertamax.
Pelaksana Tugas Harian (Pth) Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo Putra, dengan tegas membantah tuduhan tersebut.
Pihaknya memastikan bahwa seluruh produk BBM yang dijual oleh perusahaan telah memenuhi standar dan spesifikasi yang berlaku.
Baca Juga: Pemkab Murung Raya Dukung Gugus Tugas KLA
Ega juga menjelaskan mengenai proses produksi BBM RON 92 atau Pertamax, yang dipasok ke Pertamina Patra Niaga dalam bentuk bahan bakar dasar RON 92. Hal yang sama juga berlaku untuk Pertalite, yang langsung diterima dalam bentuk RON 90.
BBM yang dipasok ke Pertamina Patra Niaga berasal dari dua sumber utama, yakni kilang dalam negeri milik PT Pertamina (Persero) dan impor dari luar negeri. Dengan demikian, Pertamina Patra Niaga tidak melakukan perubahan nilai oktan dalam BBM yang diterima.
Setelah BBM masuk ke terminal Pertamina Patra Niaga, dilakukan proses injeksi blending.
Baca Juga: Presiden Prabowo Resmi Luncurkan Bank Emas, Berpotensi Buka 1,8 Juta Lapangan Kerja Baru
Ega menjelaskan bahwa blending adalah prosedur umum dalam industri minyak, bukan proses pengoplosan.
Proses ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas Pertamax dengan menambahkan zat aditif, bukan untuk mengubah nilai oktannya.
Zat aditif yang digunakan dalam produk Pertamax berasal dari Afton Chemical Corporation, yang berfungsi untuk meningkatkan performa bahan bakar, bukan untuk menaikkan atau menurunkan nilai oktan. Penambahan aditif ini bertujuan agar BBM memiliki manfaat tambahan bagi kendaraan.
Baca Juga: Kemenag Laporkan 53 Persen Kuota Haji Reguler Telah Terisi
Untuk memastikan kualitas produk, Pertamina Patra Niaga juga melakukan uji laboratorium sebelum dan sesudah proses bongkar muat BBM.
Ega menegaskan bahwa produk yang dijual di SPBU memiliki nilai RON yang sesuai dengan spesifikasi aslinya, yakni RON 92 untuk Pertamax dan RON 90 untuk Pertalite.
Artikel Terkait
20 Prajurit TNI Lakukan Perusakan di Mapolres Tarakan Bakal Kena Sanksi
Kejagung Geledah Rumah Riza Chalid Selidiki Kasus Tata Kelola Minyak Mentah
Usai Jalani Hukuman di Malaysia, 133 WNI Dipulangkan ke Indonesia
Bertemu Hampir 2 Jam, Ini Isi Obrolan Mahathir dan Jokowi