Lapas Cikarang Terendam Banjir, Dirjen PAS Jamin Pelayanan Tetap Normal

KALTENGLIMA.COM - Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjen PAS) Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan, Mashudi, memastikan bahwa layanan bagi warga binaan atau narapidana di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cikarang, Kabupaten Bekasi, tetap berjalan meskipun terdampak banjir.

Pada Selasa malam, 4 Maret, Mashudi meninjau langsung kondisi Lapas Cikarang yang bersebelahan dengan Balai Pemasyarakatan (Bapas) Cikarang.

Kunjungan tersebut bertujuan untuk memastikan keamanan, pemenuhan layanan makan, serta perawatan bagi warga binaan yang sakit.

Baca Juga: Gelar Buka Puasa Bersama, Istana Ungkap Pesan Prabowo ke Menteri Kabinet Merah Putih

Ia menegaskan bahwa meskipun kondisi di lapas cukup memprihatinkan akibat banjir dan pemadaman listrik demi keselamatan bersama, pengamanan, pelayanan, dan perawatan bagi warga binaan harus tetap dilakukan semaksimal mungkin.

Mashudi juga menginstruksikan Kepala Lapas Cikarang dan jajarannya untuk berkoordinasi dengan berbagai pihak dalam menangani dampak banjir.

Pihak yang terlibat dalam upaya pemulihan ini termasuk PLN, BMKG, serta Polres Cikarang, yang membantu dalam proses evakuasi sebagian warga binaan.

Baca Juga: Makin Parah! Banjir di Kompleks IKPN Bintaro Kini 4 Meter

Sebagai langkah penanganan, beberapa warga binaan perempuan dipindahkan sementara ke Lapas Perempuan Bandung.

Selain itu, Lapas Cikarang telah bekerja sama dengan Polres Metro Bekasi dan Polsek Cikarang, yang mengerahkan satu pleton aparat kepolisian, 10 anggota Brimob, serta perahu karet untuk membantu mobilitas dan distribusi makanan bagi warga binaan.

Mashudi menyatakan bahwa warga binaan yang tetap berada di Lapas Cikarang telah dipindahkan ke area yang lebih tinggi. Hingga saat ini, situasi tetap terkendali, dan ia berharap musibah ini dapat segera teratasi.

Baca Juga: 3 Remaja Pencuri Kaos Distro di Serang Ditangkap Polisi, Korban Rugi Puluhan Juta

Sebagai bagian dari upaya penanggulangan banjir, pihak Lapas Cikarang telah melakukan penyedotan air menggunakan pompa dan mengalirkannya ke area yang lebih rendah di luar lapas.

Proses ini didukung oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), yang juga menyediakan perahu karet untuk membantu mobilisasi di dalam area terdampak.