KALTENGLIMA.COM - Ancaman pembunuhan terhadap Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang terjadi secara terbuka saat siaran langsung di kanal YouTube miliknya pada Senin malam, menimbulkan kekhawatiran publik.
Komentar-komentar bernada ancaman tersebut diunggah berulang oleh akun-akun anonim seperti “Wowo” dan “Dedi Mulyadi sesat!” selama siaran berlangsung.
Namun, tanggapan dari pihak Dedi maupun aparat kepolisian dinilai belum menunjukkan keseriusan menghadapi situasi ini.
Baca Juga: Indonesia Utus Perwakilan Resmi di Acara Pemakaman Paus Fransiskus, Prabowo Absen
Dedi sendiri menanggapi ancaman tersebut sebagai hal yang wajar dalam posisi kepemimpinan.
Ia menganggapnya sebagai risiko yang harus dihadapi seorang pejabat publik, dan menyatakan masih menunggu perkembangan lebih lanjut sebelum memutuskan untuk melaporkan hal ini.
Sikap yang dianggap terlalu santai ini justru menimbulkan kritik karena dinilai bisa membuka ruang bagi tindakan serupa di masa depan.
Baca Juga: Ketua DPR Soroti Temuan 16 Kosmetik Berbahaya Tak Berlabel Halal
Di sisi lain, Polda Jawa Barat menyebutkan bahwa mereka telah memantau komentar-komentar yang berisi ancaman, namun belum bertindak karena belum menerima laporan resmi dari Dedi.
Pernyataan ini mendapat sorotan karena seharusnya, dalam kasus ancaman terhadap pejabat publik, aparat bisa langsung bertindak berdasarkan bukti yang sudah terang dan tersedia secara publik.
Penanganan yang lamban dan bergantung pada pelapor dapat menciptakan preseden negatif dalam penegakan hukum terhadap ancaman kekerasan di ruang digital.
Artikel Terkait
Polda Sulteng Gagalkan Peredaran Sabu Seberat 34 Kilogram Jaringan Internasional
Ratusan Pegawai Resmi Diangkat jadi PPPK di Bogor
Tamara Tyasmara Bersyukur Permohonan Kasasi Yudha Arfandi Ditolak MA
KPK Bakal Panggil La Nyalla Terkait Kasus Dana Hibah Jatim