KALTENGLIMA.COM - Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat, Indah Dhamayanti Putri, menjelaskan bahwa permintaan autopsi terhadap jenazah pendaki asal Brasil, Juliana Marins, dilakukan atas permintaan keluarga yang ingin mengetahui penyebab serta waktu pasti kematiannya.
Informasi tersebut dibutuhkan sebagai bagian dari kelengkapan administrasi pemakaman Juliana di Brasil.
Awalnya, autopsi direncanakan dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara Mataram, namun dibatalkan karena dokter forensik sedang berada di Semarang.
Baca Juga: Parigi Moutong Dilanda Longsor, Tim SAR Evakuasi Tujuh Korban Tewas
Sebagai gantinya, autopsi akan dilaksanakan di Denpasar, Bali, dengan jenazah diberangkatkan melalui jalur darat menggunakan ambulans setelah proses administrasi selesai.
Juliana diketahui terjatuh di lereng Gunung Rinjani pada Sabtu, 21 Juni, dan setelah dilakukan pencarian intensif, jenazahnya ditemukan pada kedalaman sekitar 600 meter oleh tim SAR gabungan pada Selasa, 24 Juni.
Evakuasi dilakukan secara manual tanpa helikopter karena cuaca buruk, dengan jenazah dibawa dari pos Pelawangan menuju Balai Taman Nasional Gunung Rinjani di dekat pintu jalur pendakian.
Artikel Terkait
Pemkot Bogor Bantu Perbaiki 628 Rumah Tak Layak Huni
Harga Emas Antam Anjlok Rp8.000, Kini Jadi Rp1.924.000 per Gram
Usai Digigit Ular, Rafa 10 Hari Tak Sadarkan Diri: Keluarga Minta Audiensi ke RSUD Kajen
MK Kembali Tak Terima Gugatan UU TNI