KALTENGLIMA.COM - Hujan deras yang mengguyur Kota Malang, Jawa Timur, sejak siang hari pada Selasa, 22 Oktober, menyebabkan banjir di 22 titik yang tersebar di lima kecamatan.
Genangan air merendam sejumlah rumah warga serta fasilitas umum dengan ketinggian mencapai 135 sentimeter.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang, Prayitno, menjelaskan bahwa laporan mengenai banjir mulai diterima oleh Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops) sejak sore hari.
Baca Juga: Publik Desak KPK Segera Tetapkan Tersangka Kasus Kuota Haji, Ini Respons KPK
Ia menyebut hujan dengan intensitas tinggi membuat debit air di saluran drainase dan sungai meningkat signifikan hingga menyebabkan banjir di berbagai wilayah.
Kecamatan Blimbing menjadi daerah yang paling parah terdampak. Sejumlah kawasan padat penduduk seperti Kelurahan Sulfat, Purwantoro, Pandanwangi, Jalan Kedawung, Panglima Sudirman, dan Raden Panji Suroso terendam air.
Prayitno menambahkan bahwa padatnya permukiman di wilayah Blimbing memperparah dampak banjir yang terjadi. Selain Blimbing, banjir juga melanda Kecamatan Klojen, Sukun, Lowokwaru, dan Kedungkandang.
Baca Juga: Usai Divonis 10 Tahun Penjara, Antonius Kosasih Kembali Dipanggil KPK
Di Klojen, genangan cukup tinggi ditemukan di Jalan Bukit Barisan, Jalan Surabaya, Jalan Galunggung, Jalan Bandung, serta kawasan Kayutangan. Sementara itu, di Sukun, banjir merendam area Pasar Kasin dan Jalan IR Rais.
Wilayah Lowokwaru mengalami genangan di Jalan Bunga Coklat, Betek Gang 11, Jalan Cenggerayam, dan Sudimoro.
Adapun di Kedungkandang, air menggenang di Jalan Danau Toba, Sawojajar, namun tidak sampai masuk ke rumah warga.
Baca Juga: Bupati Barut Koordinasi ke Kemenkeu, Matangkan Penarikan Dana TDF 2025 dan Sisa DAK Fisik
Menurut Prayitno, penyebab utama banjir adalah buruknya sistem drainase di sejumlah titik serta curah hujan ekstrem yang meningkat hingga 40 persen berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Kondisi kontur wilayah yang tidak mendukung serta kapasitas drainase yang terbatas membuat aliran air tidak tertampung dengan baik.
Ia menegaskan bahwa pihaknya akan melakukan evaluasi terhadap area rawan banjir agar kejadian serupa dapat diminimalkan.
Artikel Terkait
Perpres Tata Kelola MBG Diresmikan, Aturan Baru Demi Makanan Bergizi yang Aman dan Berkualitas
Soal Korupsi Anoda Logam, KPK Ungkap Fraud Kerja Sama Antam dan PT Loco Montrado
3 Program Magang Berbayar yang Buka Peluang Karier Masa Depan
Usai Divonis 10 Tahun Penjara, Antonius Kosasih Kembali Dipanggil KPK