KALTENGLIMA.COM - Masyarakat dihebohkan oleh dugaan kebocoran data 4.759.218 Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dari seluruh Indonesia.
Data ini diduga berasal dari Satu Data ASN yang dikelola oleh Badan Kepegawaian Negara (BKN) dan dikabarkan telah dijual di forum hacker, Breachforums, dengan harga US$ 10 ribu atau sekitar Rp 159,4 juta.
Menanggapi kabar ini, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Biro Hubungan Masyarakat, Hukum, dan Kerja Sama (BHHK) BKN, Vino Dita Tama, menyatakan bahwa BKN sedang melakukan investigasi untuk menelusuri dugaan kebocoran tersebut.
Baca Juga: Karyawan SPBU dikeroyok di Jakpus, Polisi Identifikasi 8 Orang Pelaku!
Namun, Vino tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang proses investigasi ataupun dampaknya terhadap kementerian dan lembaga terkait.
Hingga kini, belum ada kepastian apakah kejadian ini akan memengaruhi proses pengadaan Aparatur Sipil Negara (ASN) melalui seleksi Calon ASN (CASN) yang dijadwalkan akan segera dimulai.
Dugaan kebocoran ini pertama kali diungkap oleh platform keamanan siber Falcon Feeds melalui media sosial X (dulu Twitter).
Baca Juga: Jelang Sidang Kabinet Perdana di IKN, Menteri-menteri Tiba di Kaltim
Disebutkan bahwa seorang pelaku mengklaim telah menjual database berisi informasi pribadi sekitar 4,7 juta PNS dan PPPK. Selain itu, Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC juga melaporkan bahwa data ini dijual di Breachforums dengan harga US$ 10 ribu.
Menurut Chairman CISSReC, Pratama Persadha, kebocoran data ini terungkap dari sebuah postingan oleh peretas anonim bernama TopiAx di Breachforums pada 10 Agustus 2024.
Dalam postingan tersebut, peretas mengklaim memiliki data sebanyak 4.759.218 baris, termasuk informasi seperti nama, tempat lahir, tanggal lahir, gelar, tanggal pengangkatan CPNS dan PNS, NIP, nomor SK, golongan, jabatan, instansi, alamat, nomor identitas, nomor HP, email, pendidikan, jurusan, dan tahun lulus.
Baca Juga: Usai Umumkan Mundur dari Ketum Golkar, Airlangga Kini Tinggalkan Rumah Dinas
Peretas juga membagikan sampel data yang berisi informasi dari 128 ASN di Aceh. CISSReC telah melakukan verifikasi acak terhadap 13 ASN yang datanya tercantum dalam sampel tersebut melalui WhatsApp, dan sebagian besar data tersebut dinyatakan valid, meskipun ada beberapa kesalahan penulisan pada digit terakhir NIP dan NIK.