nasional

Waspada! Aktivitas Gunung Lamongan Meningkat, Masyarakat Lumajang Diminta Siaga

Sabtu, 2 November 2024 | 20:33 WIB
Gunung Lamongan (pvmbg)


KALTENGLIMA.COM - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang, Jawa Timur, mengeluarkan peringatan kepada masyarakat untuk waspada terhadap peningkatan aktivitas seismik di Gunung Lamongan yang berada pada ketinggian 1.651 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Lumajang, Yudi Cahyono, menyatakan bahwa pihaknya terus memantau aktivitas gunung ini seiring dengan meningkatnya jumlah gempa yang terjadi di kawasan tersebut.

Laporan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di bawah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan pada gempa tektonik lokal di kompleks Gunung Lamongan, sebagaimana diumumkan dalam siaran pers tanggal 2 November 2024.

Baca Juga: Presiden Prabowo Instruksikan Para Menteri untuk Mengurangi Kunjungan ke Luar Negeri, Ini Alasannya

Sebagai langkah antisipasi, BPBD Lumajang akan menyebarluaskan informasi ini kepada masyarakat, khususnya bagi warga di sekitar kaki Gunung Lamongan, agar mereka lebih waspada terhadap potensi gempa akibat pergerakan patahan aktif.

Selain itu, BPBD juga mengimbau para pendaki Gunung Lamongan untuk berkoordinasi dengan pihak terkait guna memastikan keselamatan mereka seiring dengan adanya peningkatan gempa lokal.

Menurut Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, PVMBG mencatat adanya kenaikan aktivitas seismik Gunung Lamongan dengan jumlah gempa tektonik lokal sebanyak 13 kali pada Agustus, 9 kali pada September, dan 19 kali pada Oktober 2024.

Baca Juga: Simak di Sini! Syarat Ikut Nyoblos di Pilkada 2024

Pada tanggal 1 November 2024, jumlah gempa ini melonjak hingga 63 kali, dengan magnitudo durasi (Md) yang bervariasi antara 0,5 hingga 2,4.

Meski demikian, aktivitas vulkanik Gunung Lamongan masih berada pada Level I (Normal), namun masyarakat tetap diminta berhati-hati terhadap guncangan gempa yang dapat menyebabkan retakan tanah.

Pemantauan visual selama periode 1 Oktober hingga 1 November 2024 menunjukkan kondisi gunung yang jelas meskipun terkadang tertutup kabut, tanpa asap kawah yang teramati, serta cuaca bervariasi dari cerah hingga hujan dengan angin lemah hingga kencang ke arah utara dan timur.

Baca Juga: Sepakat! SD-SMA Negeri dan Swasta Jakarta Gratis Mulai 2025

Sejak terakhir kali mengalami erupsi besar pada Februari 1898 yang membentuk bukit baru (Gunung Anyar), Gunung Lamongan telah beberapa kali mengalami peningkatan aktivitas gempa lokal yang berpotensi menimbulkan retakan tanah, seperti yang terjadi pada tahun 1925, 1978, 1985, 1988, 1989, 1991, 2005, dan 2012.

Tags

Terkini

Bupati Bekasi Jadi Tersangka KPK Punya Harta Rp 79,1 M

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:10 WIB

KLH Angkut 116 Ton Sampah di Pasar Cimanggis Tangsel

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:50 WIB