KALTENGLIMA.COM - Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyampaikan bahwa tradisi Pacu Jalur merupakan salah satu ekspresi budaya penting yang telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Kuantan Singingi, Riau.
Tradisi ini biasanya digelar untuk memperingati hari besar keagamaan maupun kemerdekaan Indonesia.
Ia menegaskan bahwa Pacu Jalur telah diakui sebagai warisan budaya tak benda sejak lama dan menjadi cerminan kekayaan budaya Indonesia yang hidup lebih dari satu abad.
Baca Juga: Kapal KMP Tunu yang Tenggelam Teridentifikasi Berjarak 30 Meter dengan Kabel Laut
Ia juga menyoroti fenomena viral tarian Pacu Jalur yang dikenal luas berkat penampilan Rayyan Arkan Dikha di media sosial.
Menurut Fadli Zon, kreativitas seperti ini berpotensi memicu hadirnya tarian-tarian spontan lain yang dapat memperkenalkan berbagai budaya lokal secara unik dan kekinian.
Ia berharap bahwa pemajuan kebudayaan tak hanya terfokus pada seni pertunjukan, tetapi juga merambah bidang lain seperti pangan tradisional, sastra, manuskrip, serta ritus dan tradisi lisan.
Baca Juga: Emirates Kerjasama Awal untuk Tambahkan Pembayaran Via Kripto
Bupati Kuantan Singingi, Suhardiman, menambahkan bahwa tradisi ini telah ada sejak abad ke-17. Awalnya, jalur atau perahu digunakan sebagai alat transportasi logistik masyarakat setempat.
Lambat laun, perahu ini dijadikan media perlombaan yang kemudian dikenal sebagai pacu jalur.
Perahu dibuat dari batang kayu utuh berusia ratusan tahun melalui proses gotong royong. Pemerintah daerah pun telah mendukung pelestarian ini dengan mendanai pembangunan 50 perahu pada tahun 2024.
Baca Juga: Donald Trump Umumkan Tarif Impor Baru Sebesar 50% untuk Brasil
Festival Pacu Jalur kini telah masuk dalam agenda nasional dan meraih posisi 10 besar dalam Kharisma Event Nusantara.
Fenomena ini bahkan menarik perhatian selebritas dunia, menunjukkan bahwa budaya lokal bisa memiliki jangkauan internasional.