KALTENGLIMA.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengumumkan bahwa masyarakat di sejumlah wilayah Indonesia dapat menyaksikan fenomena langka berupa gerhana bulan total pada Minggu malam, 7 September, hingga dini hari Senin, 8 September.
Pada puncak gerhana, Bulan akan terlihat berwarna merah gelap akibat pembiasan cahaya Matahari oleh atmosfer Bumi.
Fenomena ini dapat diamati langsung dengan mata telanjang, namun penggunaan teleskop akan memberikan tampilan yang lebih jelas.
Baca Juga: Mentan Pastikan Indonesia Tak Impor Beras Sampai Akhir Tahun 2025
Di wilayah Indonesia bagian barat, seluruh rangkaian gerhana dapat terlihat, sementara di Papua bagian timur, Bulan sudah terbenam sebelum gerhana selesai.
BMKG merinci rangkaian waktu gerhana bulan total yang akan terjadi pada 7 September 2025, dimulai dengan fase penumbra (P1) pukul 22.26.56 WIB, fase sebagian (U1) pukul 23.26.44 WIB, dan awal fase total (U2) pukul 00.30.17 WIB.
Puncak gerhana akan berlangsung pada pukul 01.11.45 WIB, kemudian fase total berakhir (U3) pada pukul 01.53.13 WIB, fase sebagian berakhir (U4) pada pukul 02.56.46 WIB, serta diakhiri dengan penumbra berakhir (P4) pukul 03.56.34 WIB.
Baca Juga: 42 Orang Ditetapkan Sebagai Tersangka Kerusuhan di Surabaya
Secara keseluruhan, gerhana bulan total ini akan berlangsung selama 5 jam 26 menit 39 detik.
Durasi dari fase sebagian hingga berakhir mencapai 3 jam 29 menit 24 detik, sedangkan fase totalitas, ketika Bulan tampak sepenuhnya merah, akan bertahan selama 1 jam 22 menit 6 detik.
BMKG mengimbau masyarakat memastikan kondisi langit cerah untuk menikmati fenomena ini, dan jika cuaca tidak mendukung, siaran langsung BMKG dapat menjadi alternatif untuk menyaksikan salah satu peristiwa langit paling menakjubkan tahun ini.