KALTENGLIMA.COM - Menteri Pertanian Republik Indonesia, Andi Amran Sulaiman, menegaskan bahwa Indonesia tidak akan melakukan impor beras hingga akhir tahun 2025.
Ia menyampaikan bahwa dalam dua tahun terakhir pemerintah memang sempat melakukan impor beras guna menambah cadangan pemerintah.
Namun, pada tahun ini situasinya berbeda karena stok beras nasional cukup melimpah, yakni mencapai sekitar 4 juta ton, jauh lebih tinggi dibanding tahun lalu yang hanya sekitar 2 juta ton.
Baca Juga: Hamil 13 Minggu, Aurelie Moeremans Masih Jalani Terapi Imbas Kecelakaan Mobil
Amran menjelaskan bahwa berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Badan Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO), proyeksi hasil panen tahun 2025 diperkirakan mencapai 34 hingga 35 juta ton. Angka ini mengalami peningkatan sekitar 4 juta ton setara beras dibanding tahun sebelumnya.
Kenaikan produksi tersebut memberikan tambahan pendapatan petani hingga Rp60 triliun, yang menurutnya merupakan hasil dari kebijakan Presiden dalam menyederhanakan regulasi, menambah sarana produksi, serta mempermudah pengadaan pupuk.
Selain mendorong peningkatan pendapatan, stok yang lebih tinggi juga berdampak pada naiknya Nilai Tukar Petani (NTP) secara signifikan.
Baca Juga: Dendam Usai Diejek, Bocah Perempuan di Koltim Tewas Digorok Remaja
Amran menyebut NTP meningkat hingga 123 persen, yang menandakan kesejahteraan petani semakin baik.
Ia menekankan bahwa meski harga pangan dapat mengalami fluktuasi, pemerintah tetap akan bertanggung jawab menjaga stabilitasnya.
Di sisi lain, Kepala Bulog Sumsel Babel, Mersi Windrayani, menambahkan bahwa ketersediaan stok beras di wilayahnya mencapai 99 ribu ton, cukup untuk kebutuhan lima hingga enam bulan ke depan dengan serapan beras dari sejumlah daerah yang masih berjalan.
Artikel Terkait
Truk Boks Rem Blong, 3 Pemotor di Puncak Bogor Terluka
Usai Menkum Terbitkan SK, Golkar Tegaskan Hanya Akui SOKSI Kubu Misbakhun
KPK Telusuri Jejak Uang Kasus Korupsi Bank BJB yang Menyeret Nama Ridwan Kamil
KPK Pastikan Kasus Korupsi Google Cloud Beda dengan Chromebook di Kejagung