KALTENGLIMA.COM - Bupati Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Irwan Bachri Syam menegaskan komitmennya untuk mengawal persoalan kebocoran pipa milik PT Vale secara adil dan transparan.
Ia menyampaikan bahwa Pemerintah Kabupaten Luwu Timur belum bisa mengambil keputusan akhir sebelum tim ahli dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Hasanuddin (Unhas), serta pemerintah daerah menyelesaikan kajian dan laporan resmi terkait dampak yang ditimbulkan.
Di sisi lain, Direktur External Relation & Corporate Affairs PT Vale Indonesia, Endra Kusuma, menjelaskan bahwa kebocoran pipa tersebut menimbulkan dampak pada empat sektor utama, yaitu sawah, kebun, empang, dan hewan ternak.
Baca Juga: Polrestabes Semarang dan Polda Jateng Olah TKP Tewasnya Mahasiswa Unnes Saat Demo
Dampak yang terjadi juga diklasifikasikan dalam tiga tingkatan, yakni rendah, sedang, dan tinggi. Sebagai wujud tanggung jawab, PT Vale berkomitmen melakukan perbaikan pada infrastruktur yang terdampak, khususnya saluran irigasi, agar aliran sungai dapat kembali normal.
Pemerintah Kabupaten Luwu Timur bersama PT Vale Indonesia juga sepakat memperpanjang masa tanggap darurat penanganan dampak kebocoran pipa di Kecamatan Towuti hingga 12 September 2025.