kaltenglima.com - Hutan adalah sebuah ekosistem yang kompleks, yang menjadi rumah bagi ratusan bahkan ribuan jenis satwa dan tumbuhan, menyuplai kita dengan air bersih dan udara segar, dan menjaga iklim dan temperatur bumi tetap stabil. Hal yang perlu Anda ketahui bahwa 21 Maret ini adalah diperingatai sebagai Hari Hutan Sedunia.
Moment 21 Maret yang ditetapkan sebagai Hari Hutan Sedunia pertama pada tahun 2021 oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa. diadakan untuk merayakan dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya semua jenis hutan. Selain itu, peringatan ini juga mendorong partisipasi masyarakat untuk turut melakukan upaya-upaya nyata dalam membangun kelestarian hutan yang lebih baik.
Hutan Indonesia merupakan rumah bagi keanekaragaman hayati dan memainkan peran penting dalam mitigasi perubahan iklim dan ketahanan air. Hutan juga menjadi tempat tinggal bagi banyak kelompok masyarakat adat dan komunitas lokal.
Sektor kehutanan telah dipenuhi eksploitasi yang berlebihan, konflik sosial, dan korupsi. Tata kelola hutan tengah dalam kondisi kritis pada berbagai level. Pendekatan lanskap yang lintas yurisdiksi dan menghargai hak asasi manusia (HAM) dapat membantu memastikan konektivitas ekologi dan keberlanjutan.
Selain itu, hutan merupakan salah satu komponen dalam lingkungan yang memiliki peranan penting. Hutan merupakan sumber pemasok oksigen terbesar yang mendukung kelangsungan hidup seluruh makhluk yang ada di bumi. Hutan juga sebagai filter penyerap karbon dioksida terbaik yang memastikan udara di sekitar bersih dan layak dihirup.
Tak heran, jika hutan sering disebut sebagai paru-paru bumi yang menjadi sumber kehidupan. Sayangnya, kian hari masyarakat semakin mengabaikan pentingnya menjaga kelestarian hutan. Ini bisa dilihat dari banyaknya kasus kebakaran hutan yang dilakukan oleh oknum tertentu yang tidak bertanggung jawab. Akibatnya sebagian daerah menjadi gersang dan risiko longsor semakin tinggi akibat tak adanya media untuk menyerap air dengan baik.
Dengan latar belakang inilah, Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa menetapkan tanggal khusus untuk memperingati Hari Hutan Sedunia, yaitu setiap 21 Maret. Peringatan ini diadakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan, khususnya kelestarian hutan.
Peringatan ini juga mendorong masyarakat untuk terlibat dalam upaya-upaya pelestarian hutan demi kehidupan bumi yang lebih baik. Lalu seperti apa asal mula peristiwa 21 Maret yang diperingati sebagai Hari Hutan Sedunia dan bagaimana cara merayakannya setiap tahun.
Setelah mengetahui sejarah peristiwa 21 Maret yang diperingati sebagai Hari Hutan Sedunia, berikutnya terdapat beberapa fakta tentang hutan yang tak kalah penting untuk diketahui. Pertama, hutan adalah rumah bagi sekitar 80% keanekaragaman hayati terestrial dunia, dengan lebih dari 60.000 spesies pohon. Sehingga ketika kondisi hutan semakin rusak, maka ini bisa mengancam kehidupan makhluk hidup yang tinggal di dalamnya.
Fakta kedua, hutan bukan hanya sebagai tempat tinggal bagi banyak spesies, tetapi hutan juga menjadi tempat manusia bergantung. Di mana hutan memiliki kekayaan alam yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan makan manusia, kebutuhan tempat tinggal, energi, obat-obatan, hingga sumber pendapatan atau penghasilan.
Dalam upaya melestarikan hutan, Presiden RI Bapak Joko Widodo bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo, didampingi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya menanam berbagai tanaman endemik Indonesia bersama Ketua MPR, para Menteri dan 34 Gubernur se-Indonesia serta 15 Tokoh Masyarakat Kalimantan Timur, di Titik Nol Ibu Kota Nusantara Kalimantan Timur (14/3).
Presiden Jokowi menanam Meranti merah (Shorea lepsura), yang merupakan salah satu spesies meranti cepat tumbuh dan banyak ditemui di Kalimantan. Selain memiliki nilai ekonomi tinggi, kayu meranti juga memiliki perakaran yang kuat.
Sementara Ibu Iriana Joko Widodo menanam pohon Kamper (Dryobalanops aromatica), Menteri LHK Siti Nurbaya menanam Pakoba (Syzyqium luzonense), selanjutnya para Gubernur se-Indonesia menanam jenis endemik dan terkenal dari daerahnya masing-masing.
Area penanaman di Titik Nol IKN ini rencananya akan dikembangkan menjadi Kebun Raya Rimba Botanika, yang akan menjadi miniatur ekosistem hutan hujan tropis Kalimantan. Kebun Raya ini akan berfungsi sebagai jalur ekologi dan pendidikan di seluruh kawasan serta jalur rekreasi.