KALTENGLIMA.COM - Membuat produk perawatan wajah secara mandiri (DIY skincare) kini semakin populer, dengan banyak orang merasa bahwa metode ini membawa manfaat tersendiri.
Para ahli dermatologi, seperti Ava Shamban, menyebutkan bahwa DIY skincare dapat menjadi cara yang menyenangkan untuk menenangkan pikiran dan mengalihkan perhatian.
Namun, Mona Gohara, ahli dermatologi lainnya, mengingatkan agar berhati-hati dalam memilih bahan yang digunakan, karena ada beberapa yang justru dapat merusak kulit.
Baca Juga: Awas! Sering Rebahan saat Libur Lebaran, Ini Dampaknya Bagi Kesehatan
Salah satu bahan yang sebaiknya dihindari adalah lemon dan buah asam lainnya. Meskipun sering dianggap dapat mencerahkan kulit, kandungan asam dalam lemon bisa menyebabkan reaksi peradangan atau phytophotodermatitis, yang berisiko mengakibatkan hiperpigmentasi.
Selain itu, pasta gigi dan baking soda juga sering digunakan untuk mengatasi jerawat, tetapi keduanya dapat menyebabkan peradangan parah pada kulit dan merusak keseimbangan pH.
Telur mentah, yang sering digunakan dalam produk perawatan kulit Korea Selatan, berisiko menimbulkan infeksi bakteri Salmonella jika digunakan langsung pada kulit.
Baca Juga: Agar Nutrisinya Tak Hilang, Ini Tips Menyimpan dan Memanaskan Makanan Saat Lebaran
Cuka, baik apel maupun beras, meskipun dipercaya dapat menyeimbangkan kelembaban kulit, justru dapat menyebabkan iritasi, sensasi terbakar, dan bahkan menggelapkan kulit jika digunakan terlalu sering.
Rempah-rempah seperti kunyit, yang efektif mengatasi peradangan, dapat meninggalkan noda yang sulit hilang pada kulit, sementara kayu manis berisiko menimbulkan iritasi.
Gohara juga menambahkan bahwa produk DIY skincare yang tidak mengandung pengawet atau stabilizer sebaiknya dihindari, karena produk yang sudah basi atau kadaluarsa dapat menyebabkan masalah kulit.
Artikel Terkait
Tips Sehat Mengontrol Kolesterol Pasca Lebaran
Ketahui Dampak Buruk Jika Terlalu Sering Mencuci Wajah
Ketahui Faktor Penyebab Berat Badan Sulit Turun Meski Rajin Jalan Kaki
Mana yang Lebih Berisiko Bikin Gemuk, Ketupat atau Nasi? Ini Kata Dokter Gizi