KALTENGLIMA.COM - Kementerian Kesehatan Filipina melaporkan sekitar 50 orang harus dilarikan ke rumah sakit setelah pecah bentrokan antara aparat keamanan dan massa dalam aksi demonstrasi antikorupsi di Manila pada Minggu.
Berdasarkan keterangan juru bicara kepolisian Mayor Philipp Ines, hingga Senin 22 September, tercatat 93 petugas polisi mengalami luka-luka akibat insiden tersebut.
Ia juga menyebut jumlah demonstran yang ditangkap kemungkinan akan terus bertambah seiring dengan proses penanganan yang masih berlangsung.
Baca Juga: Gunung Semeru Meletus, Kolom Abu Menjulang 700 Meter
Gelombang kemarahan publik terhadap dugaan korupsi yang dikenal sebagai proyek infrastruktur hantu semakin meluas setelah Presiden Ferdinand Marcos menyinggung bencana banjir mematikan yang melanda Filipina dalam pidato kenegaraan pada Juli 2025.
Departemen Keuangan Filipina memperkirakan kerugian ekonomi akibat penyimpangan dalam proyek-proyek pengendalian banjir mencapai 118,5 miliar peso atau sekitar 2 miliar dolar AS sejak 2023 hingga 2025.
Sementara itu, Greenpeace menilai angka kerugian sebenarnya jauh lebih besar, bahkan mendekati 18 miliar dolar AS.
Baca Juga: Dinkes Garut Beberkan Kondisi Terkini 600 Siswa Usai Keracunan MBG
Situasi semakin mengkhawatirkan dengan adanya peringatan bahwa bencana banjir kemungkinan kembali terjadi karena Topan Super Ragasa diprediksi menghantam provinsi-provinsi di wilayah utara Filipina.
Negara kepulauan ini memang kerap dilanda sekitar 20 badai dan topan setiap tahunnya, yang umumnya berdampak parah di wilayah rawan bencana dengan mayoritas penduduk hidup dalam kondisi rentan secara ekonomi.
Artikel Terkait
Dua Prajurit TNI Terlibat dalam Kasus Penculikan Kacab Bank di Jakpus
KPK Kembali Periksa Bulati Pati Terkait Kasus DJKA Kemenhub
Polisi Periksa Tujuh Orang Saksi Usut Kasus Kematian Anak di Jakut
Polisi Amankan 55 Jerigen Moke Ilegal di Kupang, Sopir Truk Terancam 15 Tahun Penjara