KALTENGLIMA.COM - Seorang yang meninggal dalam penerbangan merupakan sesuatu yang jarang terjadi. Namun, jika ada penumpang yang meninggal, hal ini yang akan dilakukan pihak maskapai.
Ketika terbang dengan pesawat, banyak hal yang dapat terjadi. Mulai dari penumpang nakal, penumpang berulah, insiden tak terduga, hingga pramugari yang mungkin membagikan barang gratis. Tetapi, salah satu pemandangan yang mungkin menakutkan ialah ketika seseorang meninggal dunia selama perjalanan.
Jika dibandingkan dengan jumlah penerbangan yang terjadi setiap hari, orang meninggal dalam penerbangan bukanlah sesuatu yang sering, tapi juga bukanlah hal yang tidak biasa.
Baca Juga: Traktir Keluarga Liburan ke Jepang, Raffi-Nagita Sewa Puluhan Vila
Dilansir dari Daily Star, seorang pramugari menjelaskan jika insiden itu terjadi dalam penerbangan. Ia mengatakan, hal itu dapat berbeda-beda, tergantung bagaimana seorang itu meninggal dan lamanya penerbangan.
Dalam ketinggian 35 ribu kaki, tak banyak yang dapat dilakukan oleh awak kabin, kecuali menjaga agar sesama penumpang tidak mengetahui tragedi itu.
Arnold Seid, Direktur medis Global Rescue, sebelumnya menyebutkan terkait jika ada kasus tersebut.
Baca Juga: Resmi! Foto Profil WhtasApp Tak Bisa Lagi di Screenshoot Pengguna
"Tidak ada mandat untuk mengubah jalur penerbangan jika terjadi kematian dalam penerbangan. Pilot harus mengikuti peraturan pemberitahuan tertentu, tergantung pada negara dan yurisdiksi bandara tujuan, serta protokol perusahaan," kata dia.
Sementara, seorang pramugari, Sheen Marie, membagikan penjelasan dari sudut pandang kru kabin di TikTok.
"Jika mereka mengalami serangan jantung dan meninggal, dan tidak ada yang dapat kami lakukan, dan kami tidak dapat memulai CPR, kami hanya akan menunggu hingga kami sampai di tujuan akhir. Kami akan menyimpan mayat itu di tempatnya," kata Marie.
Baca Juga: Tetap Semangat Satgas TMMD ke-119 Kodim 1013/Mtw dan Warga Untuk Membangun RTL
Tetapi, anggota kru yang lain juga menjelaskan jika hal ini tidak selalu terjadi. Jika sudah jelas bahwa seseorang mengalami keadaan darurat medis maka mereka akan turun tangan membantu.
"Perlu diingat bahwa sebagian besar waktu, orang-orang yang meninggal tidak hanya jatuh mati di kursi mereka. Mereka pingsan, kami memberikan CPR, memanggil dokter, jika cukup serius, kami biasanya sudah dalam perjalanan mengalihkan rute ke bandara lain dan sebagian besar penumpang menyadari bahwa ada keadaan darurat medis di dalam pesawat," kata dia.
"Kami terus berkomunikasi dengan dokter dari layanan darurat melalui kokpit dan dialah yang akan memberi kami instruksi kapan harus menghentikan CPR jika dianggap perlu. Jika tidak, kami diinstruksikan untuk tidak pernah menghentikan CPR (dan perawatan medis lainnya) kecuali jika diperintahkan secara eksplisit oleh dokter atau hingga kami mendarat di mana pun dan tim medis mengambil alih," dia menambahkan.
Baca Juga: Xiaomi 14 Akan Segera Hadir di Indonesia, Intip Tanggal Rilisnya
Akan tetapi, jika penumpang meninggal dan tidak dapat tertolong, pramugari penerbangan jarak jauh mengatakan jika ada sejumlah proses yang harus dilakukan dalam penyimpanannya.
"Kami memiliki kantong mayat, dalam peralatan medis kami, dan jika memungkinkan, kami akan membungkus mayat di dalamnya, tetapi selalu membiarkan sekitar kepalanya terbuka, karena hanya bisa ditutup oleh dokter yang bertugas (artinya, tidak boleh ditutup oleh siapapun, bahkan penumpang yang kebetulan dokter)," ujar dia
Artikel Terkait
Inter Milan Tumbang, Daftar 8 Tim Lolos Perempat Final Liga Champions
Usai Melaksanakan Umrah, Reza Artamevia Putuskan Untuk Berhijab
Intip Jadwal MPL ID S13 15 Maret 2024 : Ada EVOS Glory vs Aura