KALTENGLIMA.COM - Hemodialisis adalah sebuah prosedur perawatan yang dilakukan oleh pasien gagal ginjal. Perawatan ini lebih sering dikenal oleh masyarakat sebagai prosedur 'cuci darah'.
Saat seseorang mengalami gagal ginjal, maka organ ginjal yang berfungsi untuk menyaring racun dan mengeluarkannya melalui urine tidak bisa berfungsi dengan baik. Hal itu dapat memicu komplikasi berbahaya seperti tekanan darah tinggi, anemia, tulang rapuh, kerusakan saraf, hingga paling parah dapat menyebabkan kematian.
Oleh sebab itu, prosedur cuci darah sebagai 'pengganti ginjal' ini sangat penting untuk dilakukan oleh pasien gagal ginjal.
Baca Juga: Pengidap Diabetes Masih Diperbolehkan Makan Nasi, Ini Pesan Pakar Gizi
"Ketika ginjal tidak lagi berfungsi dengan baik, limbah dan cairan tersebut menumpuk di dalam tubuh, yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius," kata spesialis penyakit dalam dr Rudy Kurniawan, SpPD.
dr Rudy menyebutkan jika secara umum pasien gagal ginjal memang harus menjalani cuci darah seumur hidup. Tetapi, menurut dr Rudy ada beberapa kondisi yang memungkinkan pasien untuk berhenti menjalani cuci darah. Salah satunya ialah melalui transplantasi ginjal.
dr Rudy menuturkan transplantasi ginjal sampai saat ini masih menjadi prosedur perawatan gagal ginjal yang terbaik. Pasien dapat berhenti melakukan cuci darah secara total sebab ginjal baru yang ditransplantasikan akan menjalankan tugasnya kembali.
Baca Juga: Cedera ACL, Rifda Irfanaluthfi Tahan Sakit demi Tuntaskan Mimpi Tampil di Olimpiade Paris 2024
"Jika transplantasi ginjal berhasil, pasien bisa berhenti menjalani cuci darah total. Ginjal baru akan mengambil alih fungsi penyaringan darah yang sebelumnya dilakukan oleh prosedur cuci darah," jelas dr Rudy.
"Namun, penting untuk diingat bahwa pasien harus terus mengonsumsi obat imunosupresan seumur hidup untuk mencegah tubuh mereka menolak ginjal yang baru," sambungnya.
Selain transplantasi, dalam jumlah kasus yang langka, pasien bisa berhenti menjalani cuci darah jika fungsi penyebab kerusakan ginjal dapay ditangani. Tetapi, pemulihan ini juga hanya terjadi pada kasus akut atau gagal ginjal secara tiba-tiba, bukan kronis.
Baca Juga: Fitur Baru 'Pencarian Suara' TikTok Sedang Tahap Uji CobaP
Selain itu, dr Rudy menuturkab dalam beberapa penelitian terkini, pengobatan mutakhir seperti sel punca (stem cell) bisa dilakukan untuk meregenerasi jaringan ginjal yang rusak. Akan tetapi, belum ada terapi yang terbukti efektif dan tersedia secara luas.
"Selain itu ada diet ketat khusus dan perawatan medis intensif. Beberapa pasien dapat mengurangi frekuensi cuci darah, tapi ini tidak menghentikan kebutuhan cuci darah sepenuhnya," tandas dr Rudy.
Artikel Terkait
Istana Presiden di IKN Diberi Nama Istana Garuda
Salah Sebut di Pembukaan Olimpiade, Komite IOC Minta Maaf ke Korsel
Website Nonton Film yang Aman Selain LK21 dan IndoXXI
Simak Info Terbaru Pembukaan Seleksi CPNS dan PPPK 2024
Kriteria Pengguna BBM Pertalite yang Sudah Fix, Taksi Online Masuk Mana?