KALTENGLIMA.COM - Osteoporosis adalah kondisi di mana tulang menjadi rapuh dan mudah patah.
Osteoporosis adalah penyakit yang dapat dicegah dan diobati. Dengan deteksi dini dan pengobatan yang tepat, Anda dapat mempertahankan kesehatan tulang dan kualitas hidup yang baik.
Oleh karena itu, penting bagi pengidap osteoporosis untuk memilih jenis olahraga yang tepat.
Baca Juga: Virus Mpox Menyebar di Eropa dan Amerika Utara, WHO Ketar-ketir
Berikut adalah beberapa jenis latihan yang sebaiknya dihindari:
- Olahraga Berdampak Tinggi (High-Impact Exercise):
- Contoh: Berlari, lompat tali, aerobik berdampak tinggi, dan olahraga yang melibatkan banyak benturan.
- Alasan: Gerakan-gerakan ini memberikan tekanan yang sangat besar pada tulang, sehingga meningkatkan risiko terjadinya retak atau patah tulang.
- Olahraga yang Melibatkan Torsi Tubuh yang Besar:
- Contoh: Golf, tenis, dan olahraga yang melibatkan gerakan memutar tubuh secara tiba-tiba.
- Alasan: Gerakan torsi yang berlebihan dapat menyebabkan stres pada tulang belakang dan meningkatkan risiko cedera.
- Olahraga yang Membutuhkan Fleksibilitas Tinggi:
- Contoh: Yoga yang melibatkan gerakan peregangan yang dalam dan cepat.
- Alasan: Tulang yang rapuh lebih rentan terhadap peregangan yang berlebihan, sehingga dapat menyebabkan retak atau patah tulang.
- Olahraga yang Melibatkan Beban Berat pada Tulang Belakang:
- Contoh: Angkat beban berat, deadlift, dan squat dengan beban yang terlalu berat.
- Alasan: Beban yang terlalu berat pada tulang belakang dapat meningkatkan risiko kompresi tulang belakang dan patah tulang.
- Olahraga yang Dilakukan Sendiri tanpa Pengawasan:
- Alasan: Penting bagi pengidap osteoporosis untuk melakukan olahraga di bawah pengawasan profesional seperti fisioterapis atau instruktur kebugaran yang berpengalaman. Mereka dapat memberikan program latihan yang aman dan efektif sesuai dengan kondisi masing-masing individu.
Baca Juga: Daftar 25 Anggota DPRD Barito Utara Dilantik Tanggal 19 Agustus 2024
Penyebab Osteoporosis:
- Penuaan: Seiring bertambahnya usia, tubuh secara alami kehilangan massa tulang.
- Hormon: Kekurangan hormon estrogen pada wanita menopause dan gangguan hormon tiroid dapat meningkatkan risiko osteoporosis.
- Genetik: Faktor keturunan memiliki peran penting dalam perkembangan osteoporosis.
- Gaya hidup: Kurang konsumsi kalsium dan vitamin D, kurang olahraga, merokok, dan konsumsi alkohol berlebihan dapat mempercepat terjadinya osteoporosis.
- Obat-obatan: Beberapa jenis obat, seperti kortikosteroid, dapat menyebabkan osteoporosis sebagai efek samping.
Baca Juga: Serangan Stroke Kerap Terjadi di Pagi Hari, Ini Penjelasan Medis
Gejala Osteoporosis:
- Tidak ada gejala: Pada tahap awal, osteoporosis seringkali tidak menimbulkan gejala yang jelas.
- Patah tulang: Gejala baru muncul ketika terjadi patah tulang, biasanya pada tulang belakang, pergelangan tangan, atau pinggul.
- Punggung membungkuk: Postur tubuh membungkuk karena tulang belakang mengalami fraktur kompresi.
- Hilangnya tinggi badan: Tinggi badan berkurang karena tulang belakang memendek akibat patah tulang.
- Nyeri tulang: Beberapa penderita mengalami nyeri tulang, terutama pada tulang belakang.
Artikel Terkait
Nelayan Hilang di Pantai Jodoh Sultra, Timsar Sudah Cari 2 Hari
Samsung Galaxy S24 FE: Bocoran Mengejutkan yang Bikin Penggemar Heboh
Semarakkan Hari Kemerdekaan kr-79 RI, Dewan Ingatkan Warga Kibarkan Bendera Merah Putih
Turnamen Mini Soccer Pj Bupati Barito Utara Diikuti puluhan Tim, Muhlis : Ajang Mempererat Silaturahmi
Sempat Diwarnai Protes, PU Legend Juara Pj Bupati Cup U-40