KALTENGLIMA.COM - Seorang pelajar berusia 24 tahun di Kerala, India, meninggal dunia akibat infeksi virus Nipah. Sebanyak 151 orang yang memiliki kontak dengan pasien kini berada di bawah pengawasan untuk mencegah penyebaran virus tersebut.
Ini merupakan kasus kematian kedua akibat Nipah di Kerala sejak bulan Juli tahun ini. Nipah termasuk dalam daftar patogen prioritas Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) karena kemampuannya menyebabkan epidemi, dan saat ini belum ada vaksin atau pengobatan yang tersedia untuk infeksi ini.
Pasien mulai menunjukkan gejala demam pada 4 September dan meninggal dunia lima hari kemudian.
Baca Juga: Keseringan Jogging Menggunakan Earphone, Waspadai Masalah Ini
R. Renuka, petugas medis distrik di Malappuram, Kerala utara, mengonfirmasi bahwa hasil tes darah pasien yang dikirim ke Institut Virologi Nasional di Pune pada 9 September mengonfirmasi infeksi Nipah.
Selain itu, sampel darah dari lima orang lainnya yang menunjukkan gejala utama Nipah telah dikirim untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Sejak kemunculan pertamanya di Kerala pada tahun 2018, Nipah telah menyebabkan kematian puluhan orang di negara bagian tersebut.
Baca Juga: Mengenal Silent Walking, Tren ‘Healing’ Terbaru di TikTok
Kerala termasuk dalam wilayah yang paling berisiko di dunia terhadap wabah virus ini, yang berasal dari kelelawar buah dan hewan seperti babi, dan dapat menyebabkan demam serta pembengkakan otak pada manusia.
Artikel Terkait
Manfaat Konsumsi Kopi Hitam Tanpa Gula
Ini Dia Kebiasaan Sehari-hari yang Rentan Kena Asam Lambung
Bersihkan Tubuh dari Dalam: 6 Makanan Ajaib untuk Detoks