Apakah Benar Mengunyah Es Batu Bisa Sebabkan Anemia? Begini Penjelasannya!

KALTENGLIMA.COM - Mengunyah es batu setelah minuman habis sering kali menjadi kebiasaan yang menyenangkan bagi sebagian orang, terutama saat cuaca panas. Namun, kebiasaan ini bisa menandakan adanya masalah kesehatan. Salah satu spekulasi yang berkembang adalah hubungan antara mengunyah es dan anemia.

Dikutip dari Healthline, keinginan yang terus-menerus untuk mengonsumsi es batu dapat menjadi indikasi adanya kekurangan nutrisi, khususnya anemia defisiensi zat besi.

Kondisi ini disebut “pagophagia”, di mana seseorang secara kompulsif mengunyah es. Pada penderita anemia, tubuh kekurangan zat besi yang diperlukan untuk produksi sel darah merah yang sehat.

Baca Juga: Benarkah Kayu Manis Dapat Bantu Turunkan Gula Darah? Simak Penjelasannya

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengunyah es bisa membantu meningkatkan aliran darah dan oksigen ke otak, yang pada pengidap anemia defisiensi zat besi, dapat meningkatkan kewaspadaan. Meski bisa memberi manfaat dalam batas tertentu, kebiasaan ini tetap harus dikendalikan agar tidak merusak kesehatan gigi.

Menurut Medical News Today, dalam sebuah studi terhadap 81 orang pengidap anemia, 13 di antaranya mengalami gejala “pagophagia”. Setelah mengonsumsi suplemen zat besi, keinginan untuk makan es pada sebagian partisipan berkurang. Hal ini menegaskan bahwa penanganan anemia dapat membantu mengurangi kebiasaan ini.

Pagophagia juga merupakan bagian dari gangguan makan yang lebih luas yang disebut “pica”, di mana seseorang mengonsumsi benda non-makanan. Kondisi ini sering dikaitkan dengan gangguan mental atau terjadi selama kehamilan.

Baca Juga: Hati-hati! Jenis Makanan Ini Bisa Beracun Jika Dipanaskan Kembali, Apa Saja?

Jika kebiasaan mengunyah es berlangsung lebih dari satu bulan, terutama selama kehamilan, sebaiknya segera konsultasi dengan dokter.

Selain itu, mengunyah es juga bisa menyebabkan kerusakan enamel gigi, meningkatkan sensitivitas, dan bahkan memicu gigi berlubang. Pada kasus “pica” yang lebih parah, konsumsi benda non-makanan dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti penyumbatan usus atau infeksi.