Masih Ranking 2 Terbanyak di Dunia, Begini Siasat Menses Turunkan Angka TBC di Indonesia

photo author
- Selasa, 12 November 2024 | 18:42 WIB
Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan tentang Program Quick Wins  (Foto: Tangkapan Layar presidenri.go.id)
Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan tentang Program Quick Wins (Foto: Tangkapan Layar presidenri.go.id)

 

KALTENGLIMA.COM - Indonesia masih menduduki peringkat kedua dengan kasus tuberkulosis (TBC) terbanyak di dunia. Hal itu berdasarkan laporan Global Tuberculosis 2023 yang dirilis oleh Organisasi Kesehatan Dunia, jumlah kasus TBC di Indonesia tercayat mencapai 1.060.000 kasus.

Indonesia tepat berada di bawah India yang menduduki peringkat pertama dengan 2.862.000 kasus dan ada di atas China dengan estimasi 752.600 kasus. Demi menurunkan peringkat itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan pada saat ini pihaknya sedang fokus untuk meningkatkan temuan kasus baru.

Belajar dari pengalaman sebelumnya saat pandemi COVID-19, banyak sekali kasus TBC yang tak terdeteksi dengan baik. Hal ini tentu bukan hal yang baik terlebih penyakit ini bersifat menular.

Baca Juga: Meninggal Dunia di Usia Muda: Profil Lengkap Song Jae Rim

Di masa pandemi, kemampuan deteksi TBC di Indonesia menurun dengan 351 ribu kasus baru pada tahun 2020 dan 465 ribu kasus baru pada tahun 2021. Kondisi deteksi makin membaik seiring dengan berlalunya pandemi dengan temuan 724 ribu kasus pada tahun 2022 dan 809 ribu kasus baru pada tahun 2023.

Jumlah temuan kasus TBC ditargetkan oleh Menkes Budi akan semakin bertambah pada tahun ini dengan 900 ribu kasus dan tahun 2025 sebanyak 1 juta temuan kasus baru.

"TBC kan menular sifatnya kalau tidak ditemukan nanti gimana kayak COVID itu lari kemana? Tahun lalu sudah ditemukan 800 ribu, tahun ini saya kejar sampai 900 ribu. TBC beda dengan COVID, karena obatnya ada. Manjur dan obat itu yang sedang diberikan," kata Menkes Budi.

Baca Juga: Sering Terbangun Dini Hari? Ini 4 Kemungkinan Penyebabnya

Menkes Budi berharap dengan semakin banyaknya kasus baru ditemukan, maka semakin banyak juga pasien yang dapat diobati dengan semestinya. Hal ini bisa menjadi langkah yang efektif untuk menurunkan kasus TBC di Indonesia secara bertahap.

Adapun tantangan lain yang dihadapi dalam proses penanganan TBC lain ialah lamanya proses pengobatan. Selama menjalani perawatan, pasien dapat mengonsumsi obat-obatan selama 6-22 bulan.

Tak jarang ada pasien yang akhirnya merasa kelelahan dan berhenti mengonsumsi obat TBC. Menkes Budi menyebut pada saat ini Indonesia mulai berpindah pada regimen obat baru yang dapat menekan durasi pengobatan menjadi sekitar 4-6 bulan.

Baca Juga: Kabar Duka! Aktor Korea Selatan Song Jae Rim Meninggal Dunia di Usia 39 Tahun

"Saya juga baru saja dari Bali ada kongres TBC besar. Itu dicoba untuk TBC obatnya itu bisa ditekan ke 1 bulan. Sehingga dengan demikian orang bisa selesai. Karena kadang TBC orang itu nggak sabar mesti minum obat," tandasnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Wanda Hanifah Pramono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Berapa Panjang Usus Halus Orang Dewasa dan Fungsinya?

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:55 WIB

Bahaya Kebiasaan Mengunyah Es Batu bagi Kesehatan Gigi

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:18 WIB
X