KALTENGLIMA.COM - Komedian Kiwil buka-bukaan terkait kondisi medis yang ternyata selama ini tengah dialami. Dalam satu tahun terakhir, Kiwil sudah rutin mengonsumsi obat-obatan untuk kondisi diabetes dan kondisi pengentalan darah.
Kiwil menceritakan jika kondisi itu diketahui saat dirinya melakukan medical check up, untuk kebutuhan sebelum operasi penyakit lain, yakni hernia.
"Itu juga tahunya pas mau operasi ya. Operasi hernia, cek darah semuanya baru ketahuan gula darahnya 4,5, jadi nggak bisa dioperasi," katanya di acara Pagi Pagi Ambyar Trans TV, beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Dialami Kiwil, Waspadai Gejala Pengentalan Darah
Kiwil menduga jika kondisi diabetes yang dialaminya berkaitan dengan pola hidup tak sehat yang dijalaninya dulu. Saat ia sibuk bekerja, aktivitas tersebut tidak diimbangi dengan menjaga makan sehat.
Ia juga mengaku tak pernah melakukan pemeriksaan medis untuk melihat kondisi kesehatannya.
"Kalau memang dari zaman syuting kurang itulah, gue apa saja makan. turunan nggak ada, pola makan saja," sambung Kiwil.
Baca Juga: Konfirmasi! Drama Baru Dark Legacy Akan di Bintangi oleh Park Joo Hyun, Park Yong Woo dan Kang Hoon
Spesialis penyakit dalam Prof Dr dr Ketut Suastika, SpPD-KEMD, FINASIM menuturkan jika kondisi diabetes tipe 2 memang sangat berkaitan erat dengan gaya hidup secara umum. Kebiasaan makan yang tak sehat dikombinasikan dengan kurangnya aktivitas fisik bisa meningkatkan risiko masalah diabetes.
"Gaya hidup secara umum dimaksudkan pola makan dan aktivitas fisik. Asupan kalori berlebihan, khususnya banyak karbohidrat dan lemak binatang, serta kurang aktivitas fisik melalui obesitas yg menjadi faktor risiko penting diabetes," kata Prof Ketut.
Sama halnya dengan diabetes, pengentalan darah umumnya juga diawali dengan gaya hidup yang tidak sehat. Pengentalan darah merupakan kondisi saat darah menjadi pekat sebab kadar hemoglobin tinggi.
Baca Juga: Pemerintah Naikkan PPN, Apa Saja yang Terkena Dampak?
Biasanya tingkat hemoglobin dalam dianggap tinggi saat mencapai di atas 15g/dL. Kondisi ini biasanya bisa membuat pasien menjadi lebih rentan mengalami pembekuan darah dan trombosis.
"Ya gaya hidup yang mengawali (pengentalan darah). Kemudian memicu obesitas, selanjutnya memicu penyakit yang tergolong faktor risiko aterosklerosis dan trombosis, seperti diabetes, hipertensi, gangguan lemak tubuh, keradangan, dan sebagainya," tandasnya.
Artikel Terkait
Mewabah di 32 Provinsi Indonesia, Kentahui Apa Itu Demam Babi Afrika dan Bahayanya
Lonjakan COVID-19 di Jepang: Lebih dari 15 Ribu Kasus Baru Dilaporkan
Mitos atau Fakta? Cuka Apel Bisa Sembuhkan Psoriasis, Simak Penjelasannya!
Honor Pad V9: Saingan Baru iPad Air dengan Harga Lebih Terjangkau
Song Mino WINNER dan Aktris Park Joo Hyun Dikabar Memiliki Hubungan Spesial, Begini Respon Agensi