KALTENGLIMA.COM - Rambutan adalah buah tropis yang memiliki rasa manis dan menyegarkan. Meskipun kaya akan nutrisi, konsumsi rambutan dalam jumlah berlebihan dapat menimbulkan efek samping bagi kesehatan.
Beberapa dampak negatif yang bisa terjadi antara lain masalah pencernaan seperti sembelit, terutama karena kandungan seratnya yang tinggi.
Selain itu, rambutan yang terlalu matang dapat menyebabkan perubahan gula menjadi alkohol, yang berpotensi menimbulkan masalah bagi penderita tekanan darah tinggi.
Baca Juga: Manfaat Minum Rebusan Air Jahe dan Kayu Manis
Wanita hamil dengan diabetes gestasional juga disarankan untuk berhati-hati karena rambutan memiliki indeks glikemik sedang yang dapat meningkatkan kadar gula darah.
Selain itu, meskipun kasusnya jarang terjadi, beberapa orang mungkin mengalami reaksi alergi setelah mengonsumsi rambutan, seperti gatal-gatal atau pembengkakan di tenggorokan.
Kandungan tanin dan saponin dalam biji rambutan juga dapat beracun bagi sebagian orang, yang bisa menyebabkan pusing atau perubahan suasana hati.
Baca Juga: Pemerintah Siapkan Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan pada 2026
Oleh karena itu, meskipun rambutan menawarkan banyak manfaat kesehatan, penting untuk mengonsumsinya dalam jumlah yang wajar untuk menghindari efek samping tersebut.
Di sisi lain, rambutan juga memiliki banyak manfaat bagi tubuh. Kandungan vitamin C yang tinggi dalam buah ini membantu melawan infeksi saluran kemih dengan sifat anti-inflamasinya.
Selain itu, rambutan kaya akan zat besi, yang dapat membantu mengatasi anemia dengan meningkatkan produksi sel darah merah.
Baca Juga: Leukemia Dominasi Kasus Kanker Anak di Indonesia, IDAI Beberkan Pemicunya
Buah ini juga dapat meningkatkan energi berkat kandungan glukosa dan fruktosa alaminya, serta membantu menurunkan risiko diabetes dengan meningkatkan toleransi glukosa.
Tak hanya itu, sifat antioksidan dalam rambutan berperan dalam melindungi tubuh dari risiko kanker dengan menetralkan radikal bebas dan menghambat pertumbuhan sel kanker.
Artikel Terkait
Nyeri Bahu Jadi Tanda Adanya Batu Empedu, Kok Bisa?
Kenaikan Kasus Flu di Jepang Jadi Sorotan Usai Meninggalnya Barbie Hsu
Ternyata Kebiasaan Mengucek Mata Ini Berbahaya Loh!
Leukemia Dominasi Kasus Kanker Anak di Indonesia, IDAI Beberkan Pemicunya