Hati-Hati Pakai Minyak Goreng Bekas, Ini Batas Aman Menurut Pakar

KALTENGLIMA.COM - Menggunakan kembali minyak goreng sisa memang sering menjadi kebiasaan di masyarakat untuk menghemat pengeluaran, namun hal ini perlu dibatasi karena berisiko membahayakan kesehatan, terutama sistem kardiovaskular seperti jantung dan pembuluh darah.

Menurut pakar teknologi pangan Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS, serta dokter spesialis gizi klinik dr. Raissa E. Djuanda, SpGK, minyak bekas sebaiknya tidak digunakan lebih dari dua kali setelah pemakaian pertama.

Semakin sering minyak dipanaskan, terutama pada suhu tinggi seperti saat deep frying, semakin besar kemungkinan terbentuknya asam lemak trans atau trans fat, yang diketahui sangat berbahaya dan berkaitan erat dengan peningkatan risiko penyakit jantung, tekanan darah tinggi, serta stroke.

Baca Juga: Demam Setelah Vaksin pada Balita, Apakah Normal? Ini Alasannya

Untuk masyarakat yang mampu, disarankan menggunakan minyak hanya satu kali, sementara bagi yang memiliki keterbatasan, pemakaian maksimal dua kali masih bisa ditoleransi.

Beberapa tanda bahwa minyak sudah tidak layak pakai antara lain perubahan warna menjadi gelap atau kehitaman, aroma tengik, munculnya asap berlebihan saat dipanaskan, tekstur yang semakin kental, timbulnya busa saat digunakan, serta adanya endapan atau sisa makanan hangus.

Selain itu, makanan yang digoreng dengan minyak bekas yang sudah buruk kualitasnya cenderung cepat gosong dan dapat menimbulkan rasa gatal atau serak di tenggorokan saat dikonsumsi.

Baca Juga: Manfaat Kesehatan dari Konsumsi Air Hidrogen yang Perlu Kamu Tahu!

Jika terpaksa harus menggunakan minyak bekas, sebaiknya minyak disaring terlebih dahulu, disimpan dalam wadah tertutup rapat di tempat sejuk dan gelap, serta hindari penggunaan suhu terlalu tinggi untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada komposisi minyak.

Dengan membatasi pemakaian ulang minyak goreng, risiko gangguan kesehatan jangka panjang dapat diminimalkan.