KALTENGLIMA.COM - Selama bertahun-tahun, aturan mengenai konsumsi telur harian masih belum ada yang konsisten. Beberapa studi menunjukkan sarapan dengan telur dapat berbahaya bagi kesehatan. Akan tetapi, studi lainnya justru mendukung sarapan dengan telur sebagai sumber protein dan nutrisi lain yang sangat baik untuk tubuh.
Sebuah studi terbaru yang dipublikasikan di The American Journal of Clinical Nutrition memperkuat bukti mengonsumsi telur sangat baik untuk tubuh. Penelitian tersebut mengamati pengaruh terpisah dari lemak jenuh dan kolesterol terhadap kadar lipoprotein densitas rendah atau low-density lipoprotein (LPL), atau kolesterol 'jahat' di dalam tubuh.
"Telur telah lama disalahgunakan oleh saran diet yang sudah ketinggalan zaman. Telur memang unik, tinggi kolesterol, ya. Tetapi, masih rendah lemak jenuh," jelas ilmuwan olahraga Jonathan Buckley dari University of South Australia.
Baca Juga: Di Balik Polemik Ijazah, Politikus PD Pertanyakan Jokowi soal 'Orang Besar'
"Namun, kadar kolesterolnya yang sering membuat orang mempertahankan perannya dalam pola makan sehat," sambungnya.
Pada studi ini, peneliti memisahkan efek kolesterol dan lemak jenuh. Peneliti menemukan kolesterol tinggi dari telur, ketika dikonsumsi sebagai bagian dari diet rendah lemak jenuh, sebenarnya tidak meningkatkan kadar kolesterol jahat. Sebaliknya, lemak jenuh lah yang berpesan sebagai pemicu utama peningkatan kolesterol.
Para peneliti merekrut 61 orang dewasa dengan kadar kolesterol LDL awal yang sama. Semuanya diberikan tugas untuk menjalani tiga diet yang berbeda, masing-masing selama lima minggu. Sebanyak 48 peserta menyelesaikan tiga diet tersebut. Pertama adalah diet tinggi kolesterol dan rendah lemak jenuh, yang mencakup dua telur per hari. Kedua adalah diet rendah kolesterol dan tinggi lemak jenuh, tanpa telur. Terakhir, adalah diet tinggi kolesterol dan lemak jenuh, yang mencakup satu telur per hari.
Baca Juga: Nasabah Kehilangan Rp685 Juta, BRI Muara Teweh Beri Klarifikasi Resmi
Hasil penelitian tersebut yaitu, diet tinggi lemak jenuh berkorelasi dengan peningkatan kadar kolesterol LDL. Namun, diet tinggi kolesterol dan rendah lemak jenuh menghasilkan penurunan kadar kolesterol LDL. Hal ini menunjukkan bahwa telur tidak bertanggung jawab atas terjadinya kolesterol jahat.
"Bisa dibilang kami telah memberikan bukti nyata yang mendukung asupan telur," ucap Buckley.
"Jadi, dalam hal sarapan matang, bukan telurnya yang perlu Anda khawatirkan. Tetapi, porsi bacon tambahan atau sosis yang lebih mungkin mempengaruhi kesehatan jantung Anda," pungkasnya.
Artikel Terkait
Harusnya Ikut di Film Agak Laen, Marshel Widianto Ungkap Alasan Didepak dari Film Ernest Prakasa
Resmi! Justin Hubner Berseragam Fortuna Sittard
Moge dari Rumah RK Disita KPK: Penyidik Yakin Itu Aset Kasus Bank BJB
Pasar Taman Puring Kebakaran, Damkar: Tak Ada Korban Jiwa
Pihak Sewakan Kamar Hasbi Hasan-Windy Idol Tak Penuhi Panggilan KPK