Ternyata Paksaan Saat Makan Dapat Picu Trauma Ganggu Anak Tumbuh Maksimal

photo author
- Sabtu, 4 Oktober 2025 | 14:11 WIB
Ilustrasi Anak GTM (Pixabay.com)
Ilustrasi Anak GTM (Pixabay.com)

 

KALTENGLIMA.COM - Masih banyak orang tua yang menghadapi tantangan saat anak sulit makan. Bahkan masih sering melakukan cara cepat yakni dengan memaksa anak agar mau menelan makanan. Padahal, menurut Prof Dr dr Damayanti, SpA(K), pakar nutrisi dan penyakit metabolik anak, paksaan justru dapat mengakibatkan trauma makan yang berdampak panjang pada tumbuh kembang anak. Sudah dijelaskan di atas

"Kalau dia sudah tidak mau makan, ya sudah stop. Minimal, maksimal lamanya makan itu hanya setengah jam. Sesudah itu stop. Kenapa? Biar anaknya belajar bahwa waktu makan itu nggak sepanjang mau dia, ada waktunya," jelasnya dalam wawancara.

Prof Damayanti menerangkan, konsep feeding rules perlu diterapkan sejak dini. Anak diberi kesempatan untuk belajar mengenali rasa lapar dan kenyang sendiri, tanpa intervensi atau tekanan berlebihan dari orang tua. Dengan demikian, anak akan terbiasa makan sesuai jadwal dan lebih mandiri dalam menentukan kapan dirinya sudah cukup makan.

Baca Juga: Empat Mobil Damkar Dikerahkan Usai Rumah di Cengkareng Terbakar

Trauma Makan Berbeda dengan GTM
Prof Damayanti memaparkan, banyak orang tua sering keliru mengartikan gerakan tutup mulut (GTM) sebagai masalah serius. Padahal, GTM bisa jadi hanya fase normal ketika anak sudah merasa kenyang atau tidak ingin makan. Trauma makan berbeda, karena terbentuk akibat pengalaman negatif berulang, seperti dipaksa makan atau dimarahi setiap kali menolak makanan.

"Menerapkan feeding rules mengajari anak bertanggung jawab dengan kecukupan jumlah makanannya dalam waktu 30 menit. Jika dia hanya makan sedikit pengasuhnya tidak akan memberikan diluar jam makan, meskipun dia memaksa dengan tantrum cukup diberitahu jadwal makan berikutnya tanpa harus marah-marah," terang Prof Damayanti.

Dengan pola makan yang konsisten dan penuh responsivitas, anak akan belajar untuk disiplin tanpa merasa tertekan. Namun sebaliknya, paksaan justru berisiko menimbulkan trauma yang membuat anak semakin sulit makan, bahkan menolak makanan tertentu di kemudian hari.

Baca Juga: Aksi Heroik Dokter Aaron Pertaruhkan Nyawa Santri Sidoarjo di Tengah Runtuhan Ponpes

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Wanda Hanifah Pramono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Berapa Panjang Usus Halus Orang Dewasa dan Fungsinya?

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:55 WIB

Bahaya Kebiasaan Mengunyah Es Batu bagi Kesehatan Gigi

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:18 WIB
X