Ini Dia Risiko Terlalu Sering Curhat dengan AI

photo author
- Jumat, 24 Oktober 2025 | 13:34 WIB
 Ilustrasi AI. (GenzDaily/dok: Freepik.com/DC Studio)
Ilustrasi AI. (GenzDaily/dok: Freepik.com/DC Studio)

KALTENGLIMA.COM - Psikolog Klinis Nena Mawar Sari mengingatkan masyarakat mengenai risiko psikologis dari kebiasaan terlalu sering mencari dukungan emosional atau curhat kepada perangkat berbasis kecerdasan buatan (AI).

Menurutnya, respons yang diberikan AI tidak mengandung unsur kemanusiaan karena hanya merupakan hasil dari algoritma atau pantulan data yang diberikan pengguna.

“Curhat dengan AI itu kan gambaran atau pantulan dari kode yang kita berikan, tentu hasilnya tidak memiliki sisi humanis,” ujar Nena, Psikolog Klinis RSUD Wangaya Kota Denpasar, pada Jumat (24/10/2025).

Baca Juga: Permintaan iPhone 17 Lampaui Perkiraan Analis

Ia menjelaskan bahwa seseorang yang sedang membutuhkan dukungan emosional umumnya menginginkan interaksi timbal balik yang hangat dan manusiawi.

Namun, ketika curhat dilakukan kepada AI, respons yang diterima bersifat kaku dan tidak empatik.

Kondisi ini dapat menimbulkan salah interpretasi dan membuat pengguna kehilangan arah secara emosional, terutama bagi mereka yang sedang mengalami depresi atau berada dalam kondisi mental yang labil.

Baca Juga: Sering Mengalami Gejala Ini Pada Malam Hari? Waspada, Bisa Jadi Tanda Kanker!

Nena khawatir, ketergantungan emosional terhadap AI dapat membuat seseorang menjadikan respons mesin sebagai acuan utama yang dianggap realistis, padahal tanpa unsur kemanusiaan yang penting dalam proses pemulihan emosi.

Lebih lanjut, Nena menyebut tanda-tanda seseorang mulai bergantung secara emosional pada AI antara lain sering memeriksa ponsel, menanyakan hal-hal kecil pada AI, serta menarik diri dari interaksi sosial dengan manusia. Menurutnya, kondisi ini dapat berujung pada perilaku antisosial.

Ia menyarankan agar individu yang merasa kesepian atau tidak memiliki teman untuk berbagi lebih baik mencari dukungan langsung kepada konselor, psikolog, atau psikiater.

Baca Juga: Cegukan Tak Kunjung Berhenti? Ini Cara Cepat Mengatasinya pada Orang Dewasa

Alternatif lainnya adalah melakukan journaling atau berbagi dengan satu atau dua orang terdekat yang dapat dipercaya, sehingga tetap ada interaksi emosional yang nyata dan sehat.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Dedy Hermawan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Berapa Panjang Usus Halus Orang Dewasa dan Fungsinya?

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:55 WIB

Bahaya Kebiasaan Mengunyah Es Batu bagi Kesehatan Gigi

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:18 WIB
X