KALTENGLIMA.COM - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mendesak pemerintah daerah agar segera membentuk posko imunisasi darurat di wilayah terdampak bencana sebagai langkah cepat mencegah lonjakan penyakit yang bisa dicegah dengan vaksinasi, terutama campak. Imbauan ini muncul menyusul temuan kasus campak di sejumlah daerah serta rendahnya cakupan imunisasi dasar di kawasan terdampak banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
dr Asrawati M Biomed SpA, Subsp, dari IDAI Sumatera Barat menjelaskan rendahnya cakupan imunisasi di provinsi itu sudah berdampak nyata.
"Dari pengalaman kami di lapangan, cakupan imunisasi di Sumbar saat ini masih rendah. Dampaknya terlihat dengan Kejadian Luar Biasa (KLB) campak yang terjadi di Sumbar," ujarnya dalam konferensi pers Senin (1/12/2025).
Baca Juga: Besok Reuni 212 Bakal Digelar di Monas, Polisi Siapkan Rekayasa Lalin
Menurutnya, kasus tidak kalah penting yang perlu ditangani ialah TBC, tumpang tindih masalah kesehatan di daerah pasca bencana semakin memperbesar risiko penyebaran penyakit.
"Dalam kondisi saat ini kalau anak belum lengkap imunisasinya, kita siapkan pos untuk melengkapinya. Kasus lain yang masih ditemukan hingga sekarang adalah diare dan infeksi saluran napas, komplikasinya bisa menjadi pneumonia," jelasnya.
Ia menegaskan imunisasi tetap bisa diberikan selama anak berada dalam kondisi sehat. "Kalau ada batuk pilek, tunda dulu. Tapi imunisasi kejar nanti tetap bisa dilakukan," lanjutnya.
Baca Juga: BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Saat Nataru di Jawa-Bali, Warga Diminta untuk Waspada
Senada dengan itu, Dr dr Raihan, SpA(K), Subsp, Nefrologi, dari IDAI Aceh mengatakan kondisi di wilayahnya sangat mirip dengan Sumbar. Identifikasi pasien menunjukkan anak-anak terdampak bencana di beberapa kabupaten, terutama Pidie Jaya mengalami luka dengan cakupan imunisasi yang jauh lebih rendah dibandingkan daerah lain.
"Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan. Di provinsi, kami menyiapkan vaksin dan pencegahan profilaksis untuk tetanus sudah disampaikan. Koordinasi sudah berjalan, hanya memang di daerah kami, termasuk Pidie Jaya, cakupan imunisasinya lebih rendah," beber dia.
IDAI menekankan penyakit-penyakit yang seharusnya bisa dicegah dengan imunisasi justru berpotensi muncul kembali jika intervensi tak dilakukan cepat.
Baca Juga: Kalender Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026, Cek Tanggal-tanggalnya di Sini!
Sementara Wakil Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr dr Eka Airlangga Cabang Sumatera Utara menyebut sudah menemukan kasus campak di lapangan. Penanganan cepat dilakukan melalui isolasi untuk mencegah penularan ke anak lain.
Artikel Terkait
Kunker ke Gunung Purei, Bupati dan Wabup Cek Langsung Program 100 Hari Kerja
Terkuak, Serapan Anggaran SKPD di Barito Utara Masuki Akhir Tahun Hanya 60 Persen
Delapan Kecamatan di Barito Utara Bakal Dibangun Sport Center
Peran Strategis Guru sebagai Fondasi Kemajuan Daerah
Soal Penjarahan di Sibolga, Mendagri: Mereka Terisolir, Mungkin Stok Kurang