Dengan demikian, makan permen hanya salah satu cara yang ditempuh untuk berhenti merokok.
Cara lainnya pun harus ditempuh para perokok yang ingin memutus ketergantungan nikotin rokok.
Baca Juga: Pendaftaran SIPSS 2024 Polri Dibuka Gratis, Cek Syaratnya Yuk!
"Ada modalitas lain yang diperlukan perokok yang ingin berhenti merokok. Pertama niat, ada dukungan dari sekitar, bahkan tak jarang perlu tatalaksana dari tenaga kesehatan," kata Tribowo.
Seorang perokok yang sudah aditif memang cenderung sulit menghentikan kebiasaan merokok.
Terkadang, dukungan dari orang terdekat bahkan tak membantu sama sekali.
Baca Juga: Pemkab Barito Utara Rapat Pesiapan dan Finalisasi Evaluasi Kinerja Pj Bupati
Perokok yang tiba-tiba berhenti mengonsumsi rokok bisa mengalami withdrawal syndrome atau dikenal juga dengan istilah sakau.
Ketika perokok memutuskan berhenti mendadak, maka tubuh akan mengalami kekurangan nikotin yang biasa ia dapat dari rokok.
Biasanya sindrom yang muncul adalah perubahan suasana hati, sulit konsentrasi, mudah tersinggung, cemas, hingga kesulitan mengontrol emosi karena keinginan merokok.
Baca Juga: KPK Pastikan Tiga Pasangan Capres-Cawapres Hadiri Adu Gagasan Antikorupsi
"Gejala ini muncul beberapa jam setelah berhenti merokok, kemudian meningkat selama 3-4 hari, dan menurun setelah 1-3 minggu," tutur Tribowo.
Pada kondisi sakau nikotin ini-lah, terkadang diperlukan bantuan tenaga medis.
Dokter biasanya akan memberikan terapi, baik tanpa atau dengan obat.
Terapi konseling juga diberikan secara berkala selama proses berhenti merokok.