KALTENGLIMA.COM - Geger kasus 44 orang di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, diduga mabuk kecubung. Bahkan mereka sampai menjalani perawatan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Sambang Lihum, sedangkan dua orang diantaranya dinyatakan meninggal dunia.
Narasi terkait bahayanya kecubung sebenarnya cukup sering dibahas. Bahkan ada yang mengatakan kecubung lebih berbahaya dari narkoba jenis kokain, sabu, hingga heroin. Benarkah?
dr Hari Nugroho dari Institute of Mental Health Addiction and Neuroscience (IMAN) mengatakan hal ini.
Baca Juga: Pj Sekda Rudie Roy Hadiri Apel Gelar Pasukan Operasi Patuh Telabang
"Kalau dibilang lebih bahaya sebetulnya kurang tepat, masing-masing zat punya risiko dampak buruknya, termasuk juga tanaman-tanaman yang punya efek psikoaktif, termasuk yang ada dalam kecubung," jelas dr Hari melalui pesan singkat.
Laki-laki yang menempuh Pendidikan di King's College London ini menjelaskan jika kecubung mempunyai kandung alkaloid yang bersifat antikolinergik. Inilah yang kemudian menyebabkan intoksikasi jika dikonsumsi berlebihan.
Efek kecubung kebanyakan halusinogenik atau menimbulkan halusinasi. Jika mengalami halusinasi berat, ini dapat membahayakan pemakainya maupun orang sekitar.
Baca Juga: Apa Itu Hari Asyura? Simak Penjelasannya!
"Apalagi jika berada di lingkungan berisiko, bisa loncat dari tempat tinggi, atau tercebur ke sungai misalnya atau tertabrak mobil jika dia berada di jalan raya," ujarnya.
Selain itu, ada juga efek kecubung terhadap jantung dan paru, di antaranya membuat seseorang mengalami gangguan jantung dan menekan fungsi paru. Akibatnya, seseorang bisa kesulitan bernapas.
"Nah inilah yang mungkin dianggap membahayakan. Namun, zat lain seperti sabu atau kokain juga bisa berdampak buruk, seperti stroke dan serangan jantung. Pada intinya jika suatu zat ada penyalahgunaan, maka di situ muncul risiko dampak buruk dari yang ringan hingga berat seperti kematian," tandasnya.
Baca Juga: Pemkab Murung Raya Lakukan FGD dengan Pusat Studi Kedudukan dan Kebijakan UGM