KALTENGLIMA.COM - Meskipun sering dianggap sepele, kebiasaan menahan bersin ternyata dapat berdampak signifikan terhadap kesehatan tubuh, terutama jika dilakukan secara berulang.
Saat seseorang bersin, tubuh menghasilkan tekanan tinggi pada sistem pernapasan. Jika bersin ditahan dengan menutup mulut atau hidung, tekanan yang seharusnya keluar akan berbalik menuju kepala, rongga hidung, tenggorokan, dan dada.
Hal ini menyebabkan peningkatan tekanan yang cukup besar, berkisar antara 5 hingga 24 kali lipat dari tekanan bersin normal, yang dapat menimbulkan berbagai risiko kesehatan berikut.
Baca Juga: Benarkah Keramas Setiap Hari Baik? Ini Faktanya dan Tips Perawatan Kulit Kepala
Gangguan pada gendang telinga
Menahan bersin dapat memicu tekanan berlebih pada telinga tengah dan dalam, yang berpotensi merusak bahkan menyebabkan pecahnya gendang telinga.
Dr. Jason Abramowitz, seorang dokter spesialis THT di Allergy Associates, Oradell, New Jersey, menjelaskan bahwa hidung dan telinga saling terhubung melalui saluran eustachius.
Saat seseorang menahan bersin, tekanan di hidung akan meningkat dan mengalir ke telinga melalui saluran tersebut. Hal ini dapat menyebabkan trauma pada gendang telinga dan berisiko menimbulkan gangguan pendengaran.
Baca Juga: Lagi, BPOM RI Hentikan Peredaran 4 Kosmetik Ilegal! Simak Daftarnya
Risiko aneurisma otak
Tekanan yang meningkat akibat menahan bersin juga dapat memicu aneurisma otak, yaitu kondisi di mana pembuluh darah di otak melemah dan berpotensi pecah. Jika hal ini terjadi, bisa menyebabkan pendarahan serius di dalam tengkorak yang dapat mengancam jiwa.
Pecahnya pembuluh darah di otak dan mata
Selain berdampak pada hidung dan telinga, peningkatan tekanan akibat menahan bersin juga bisa menyebabkan pembuluh darah di saluran hidung terjepit dan pecah, sehingga mengganggu fungsi pernapasan.
Tidak hanya itu, tekanan yang berlebihan juga dapat memengaruhi mata, yang ditandai dengan munculnya pendarahan kecil atau mata yang tampak memerah.