kesehatan

Hati-hati! BPOM Beberkan Ciri-ciri Takjil Berbahaya, Tak Aman Dikonsumsi

Rabu, 12 Maret 2025 | 12:31 WIB
Ilustrasi. Aneka takjil jajanan tradisional yang dijual dipasaran ternyata tidak hanya berasal dari satu daerah. (FREEPIK/bearfotos)

KALTENGLIMA.COM - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) terus melaksanakan pengecekan di berbagai pasar takjil di seluruh Indonesia. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa masih banyak jajanan yang mengandung bahan-bahan berbahaya.

Kepala BPOM RI, Taruna Ikrar, menyatakan bahwa terdapat beberapa bahan berbahaya yang masih sering dicampurkan ke dalam makanan.

"Paling banyak ditemukan ada yang (mengandung) boraks, formalin, rhodamin B, methanyl yellow," kata Ikrar saat ditemui di Pasar Takjil Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Selasa (11/3/2025).

Baca Juga: Resep Viral Kurma Butter Disebut Dapat Bantu Jaga Kadar Gula Darah, Begini Faktanya

Formalin sering kali ditemukan dalam produk seperti mie basah, tahu, ikan segar, dan daging ayam. Ciri-ciri yang dapat dikenali dengan mudah antara lain adalah teksturnya yang tidak lengket, tidak mudah hancur, memiliki kilau yang lebih, serta tidak menarik perhatian lalat.

Sementara itu, boraks biasanya terdapat pada jajanan seperti cilok, bakso, lontong, dan kerupuk rambak. Makanan yang mengandung boraks cenderung memiliki tekstur kenyal, tidak lengket, dan tidak mudah patah.

Di sisi lain, makanan yang mengandung pewarna tekstil seperti rhodamin B dan methanyl yellow biasanya menonjol dengan warna yang sangat mencolok. Pewarna rhodamin B memberikan warna merah yang mencolok, sementara methanyl yellow menghasilkan warna kuning yang mencolok pula. Selain itu, penggunaan pewarna ini seringkali meninggalkan titik-titik warna yang tidak merata.

Baca Juga: Pasien Transplantasi Ginjal Keluhkan Kekosongan Obat, Kemenkes Berikan Penjelasan

Ikrar menyatakan bahwa agenda inspeksi mendadak (sidak) di pasar-pasar jajanan takjil telah dimulai bahkan sebelum bulan Ramadan.

"Kami sudah jalan dari Sabang sampai Merauke di semua pasar-pasar. Kami mukai turun tanggal 24 Februari kemarin," kata Ikrar.

Ikrar menjelaskan bahwa pihaknya menggunakan metode sampling untuk mencari tahu apakah ada takjil yang mengandung bahan berbahaya di pasaran. Selain itu, mereka juga menerapkan metode intelijen, di mana BPOM melakukan inspeksi mendadak tanpa mengenakan seragam resmi.

Baca Juga: Terungkap! Inilah Modus yang Digunakan untuk Mengurangi Isi Minyakita 1 Liter

"Caranya dengan kami beli secara random. Itu kita lakukan setiap hari dari Sabang sampai Merauke, sampai nanti minggu ketiga bukan Ramadan," katanya.

"Kami punya laboratorium berjalan, kami tes satu persatu. Kalau ditemukan bahan berbahaya, kami sampai ke penjual 'pak, bu, ini mengandung ini, jangan dijual'. Begitu cara kami," tutupnya.

Tags

Terkini

Berapa Panjang Usus Halus Orang Dewasa dan Fungsinya?

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:55 WIB

Bahaya Kebiasaan Mengunyah Es Batu bagi Kesehatan Gigi

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:18 WIB