KALTENGLIMA.COM - Pernahkah Anda merasakan perubahan suasana hati setelah melihat ekspresi atau emosi seseorang? Jika iya, maka Anda telah mengalami fenomena yang disebut penularan emosi.
Konsep ini menggambarkan bagaimana perasaan seseorang dapat memengaruhi individu atau kelompok di sekitarnya.
Menurut Jillian Amodio, manusia sebagai makhluk sosial memiliki kecenderungan alami untuk menanggapi rangsangan dari lingkungan, sehingga emosi dan perilaku orang lain dapat dengan mudah memengaruhi diri kita.
Baca Juga: Hati-hati! Ini Ciri Ginjal Bermasalah yang Bisa Muncul di Urine
Penularan emosi dapat terjadi melalui berbagai faktor, baik secara verbal maupun nonverbal, seperti ekspresi wajah, bahasa tubuh, bahkan faktor lingkungan seperti suasana, musik, atau aroma.
Sebagai contoh, ketika seseorang berada di ruangan tempat orang lain tertawa akibat humor dari pertunjukan stand-up comedy, ia cenderung ikut tertawa karena kegembiraan yang menular.
Sebaliknya, emosi negatif seperti kemarahan atau stres juga bisa menyebar dengan mudah, terutama jika seseorang berada dalam kondisi fisik dan mental yang kurang optimal, seperti kurang tidur atau mengalami tekanan emosional sebelumnya.
Baca Juga: Ingin Makan Kimchi Agar Wajah Glowing? Hati-hati yang Punya Masalah Lambung
Fenomena ini memiliki dasar neurologis yang dikenal sebagai sistem neuron cermin, di mana otak secara otomatis meniru emosi dan tindakan yang diamati pada orang lain.
Namun, meskipun emosi dapat menyebar, ada beberapa cara untuk mengelola respons kita terhadapnya.
Menyadari pemicu emosional, melatih empati dengan batas yang sehat, serta menciptakan lingkungan yang positif adalah beberapa langkah yang dapat membantu.
Baca Juga: Bahaya Melewatkan Sahur demi Diet, Ini Dampak yang Perlu Diwaspadai
Dengan memahami dan mengendalikan penularan emosi, seseorang dapat memanfaatkan aspek positifnya sambil meminimalkan dampak negatifnya.